Ternyata banyak sekolah tak melanjutkan program karena
anak-anak tidak mau memakan penawaran yang lebih sehat. Seorang siswa di New
York City, Zachary Maxwell, 11, dengan menyamar mengambil video saat makan
siang dan membuat proyek kelas 20 menit yang disebutnya “Yuck!” Video
itu memenangkan lima penghargaan.
Mau tahu isinya? Dalam video itu Maxwell bertanya, “Apa yang ingin kamu makan?.” “Lima apel yang lezat dan segar, atau sandwich ayam renyah yummy?” Dia dengan cepat dijawab melalui visual, sandwich. “Tepat sekali,” dia mengangguk.
Mengapa Gagal?
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kegagalan Satisfries. Pertama, harga yang lebih tinggi. Harga Satisfries lebih tinggi daripada french fries biasa yang dijual oleh Burger King. Harga yang lebih tinggi ini mungkin membuat konsumen enggan membeli Satisfries, terutama jika mereka tidak terlalu memperhatikan aspek kesehatan dan hanya mencari rasa yang lezat.
Kedua, ketersediaan yang terbatas. Satisfries hanya tersedia di sebagian kecil restoran Burger King, dan tidak selalu tersedia di semua waktu. Keterbatasan ini dapat menyebabkan konsumen kecewa ketika mencoba mencari produk ini.
Ketiga, tidak efektif dalam menarik konsumen. Meskipun Satisfries menawarkan kalori yang lebih rendah, produk ini mungkin tidak berhasil menarik perhatian konsumen yang mencari makanan cepat saji. Konsumen yang memilih untuk makan di restoran cepat saji seringkali mencari rasa dan kepuasan, bukan hanya kesehatan.
Keempat, kurang inovatif. Konsep Satisfries tidak sepenuhnya baru. Beberapa restoran cepat saji lain, seperti McDonald’s dan Wendy’s, telah menawarkan opsi french fries rendah kalori di menu mereka sebelum Satisfries diluncurkan. Oleh karena itu, produk ini mungkin tidak dianggap sebagai inovasi yang cukup besar untuk menarik minat konsumen.
Kelima, kualitas rasa yang kurang. Meskipun Satisfries ditawarkan sebagai opsi french fries rendah kalori, rasa dan teksturnya tidak begitu memuaskan. Beberapa pengguna menyatakan bahwa Satisfries terlalu kering dan tidak memiliki rasa yang sama dengan french fries biasa.
Kombinasi dari faktor-faktor di atas dapat menyebabkan kegagalan Satisfries. Produk ini tidak berhasil menarik minat konsumen dalam jumlah yang cukup besar, dan tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan oleh Burger King. Akibatnya, Satisfries akhirnya dihentikan produksinya pada tahun 2014.
Page: 1 2Lihat Semua
(Kiri ke Kanan) Head Capacity & Digital Skills Development International Telecommunication Union (ITU) Susan Teltscher,…
Dari konferensi pers hingga interaksi langsung, Indonesia MarComm 2024 yang diadakan oleh Majalah MIX-Marcomm telah…
MIX.co.id - Shopee resmi merilis kampanye Shopee 6.6 Great Mid-Year Sale, pada hari ini (15/5),…
MIX.co.id - Memasuki usia ke-15 di tahun ini, BINUS Online telah mencetak lebih dari 9.000…
MIX.co.id - J&T Express resmi merilis kampanye #JADIBISA, pada hari ini (15/5), di Jakarta. Melalui…
MIX.co.id - Rayakan Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2024, Kementerian Kesehatan dan empat Asosiasi Medis bersama…