Menghijaukan Sektor Perikanan Indonesia: Jalur Berkelanjutan Didukung Energi Terbarukan

Indonesia, negara kepulauan dengan wilayah laut 6,4 juta km², merupakan produsen ikan terbesar kedua di dunia, menyumbang 7,3% dari pasokan ikan global.

Sektor perikanan menyediakan lapangan kerja bagi 6,4 juta orang dan menyumbang 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, ancaman perubahan iklim dan ketergantungan pada energi fosil membayangi masa depan sektor ini.

Sebagai penandatangan Sustainable Development Goals (SDG) 14, Indonesia menghadapi tantangan besar: menyeimbangkan ketergantungan ekonomi pada perikanan dengan kebutuhan mengurangi emisi karbon dan beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Sektor perikanan menghadapi dua krisis terkait: pemborosan energi dan ketidakstabilan iklim. Kapal dan pabrik pengolahan ikan masih bergantung pada diesel, menyumbang emisi gas rumah kaca dan menghabiskan hingga 70% biaya operasional nelayan kecil.

Perubahan iklim, seperti El Niño dan La Niña, memengaruhi musim tangkap dan pola migrasi ikan, memperburuk ketidakpastian ekonomi. Penelitian GAIN memperkirakan pasokan ikan menurun 20-35% per tahun, menekankan perlunya solusi berkelanjutan.

Adopsi energi terbarukan dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan pendapatan nelayan. Laporan Bank Dunia 2023 menyatakan bahwa pengelolaan perikanan yang lebih baik dapat menambah nilai ekonomi sebesar USD 3 miliar per tahun. Energi surya, sebagai sumber listrik termurah global, menawarkan solusi efisien, terutama di Indonesia Timur.

Fasilitas rantai dingin, penting dalam menjaga kualitas ikan, masih boros energi. Sistem energi terbarukan, seperti tenaga surya dan teknologi pendingin hemat energi, dapat meningkatkan efisiensi. GIZ memperkirakan Indonesia dapat mencapai 1 GW kapasitas tenaga surya atap baru dengan sistem fotovoltaik di fasilitas pendingin pada akhir dekade ini.

Meskipun peluang besar, transisi penuh ke energi terbarukan memerlukan waktu, investasi awal tinggi, dan solusi logistik. Pendekatan bertahap diperlukan, meningkatkan porsi energi terbarukan sambil memastikan keandalan dan efektivitas biaya. Program pelatihan bagi nelayan dan komunitas penting untuk memastikan penggunaan sistem energi baru yang efektif.

Indonesia berpotensi menjadi model global dalam keberlanjutan sektor kelautan. Negara-negara seperti Nigeria dan Kenya telah membuktikan peran penting energi terbarukan dalam transformasi ekonomi lokal. Dengan sumber daya alam melimpah dan inisiatif energi hijau, Indonesia dapat memimpin perubahan ini di Asia Tenggara.

Transisi ini akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional, mengurangi jejak karbon, dan menarik investasi. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi internasional seperti GEAPP dan GIZ penting untuk keberhasilan ini.

Menghijaukan sektor perikanan adalah keharusan lingkungan dan ekonomi, memastikan masa depan berkelanjutan bagi jutaan nelayan dan ekosistem laut Indonesia. (ditulis oleh: Frank Stegmueller (Lead Industry Decarbonization & Energy Island Solutions, GIZ) dan Lucky Nurrahmat (Country Lead - Indonesia, Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP))

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)