Mengusung tema "Kontribusi Studi Hubungan Internasional dalam Perdamaian Dunia", Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PNMHII) kembali digelar di Jakarta. Adalah Universitas Budi Luhur mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan PNMHII ke-27.
Dalam rangkaian kegiatan PNMHII ke-27 yang dihadiri oleh 370 mahasiswa dari 51 universitas di seluruh dunia, digelar juga berbagai program yang melibatkan peserta mahasiswa. Sepanjang perhelatan yang digelar pada 8 hingga 12 November 2016 itu, akan digelar kegiatan welcoming ceremony, seminar nasional, diskusi ilmiah, joint statement forum, sidang forum, city tour, dan closing ceremony.
Pada kesempatan seminar nasional yang digelar hari ini (9/11), dihadirkan para tokoh senior sekaligus guru besar HI (Hubungan Internasional). Sebut saja, Prof. Mohtar Mas'oed, Ph.D, Prof. Bob Sugeng Hadiwinata, Ph.D, Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S.IP., M.Si, dan Prof. Tirta Nugraha Mursitama, Ph. D. Sementara itu, Drs. Djaetun HS, Pendiri Yayasan Pendidikan Budi Luhit Cakti, hadir sebagai keynote speaker.
"Kunci perdamaian ada dua kuncinya. Pertama, pribadi yang mampu mensinergikan tiga hal, yakni kecerdasan spiritual, emosional, dan intelektual. Kedua, mampu terbebas dari penjajahan ekonomi, sosial, dan budaya. Kedua hal itu dapat dicapai dengan menciptakan manusia yang cerdas berbudi luhur. Kami berharap, sepulang dari perhelatan ini ke kampus mereka masing-masing, mahasiswa dapat menjadi pribadi yang cerdas dan berbudi serta mengajak lingkungannya untuk menjadi manusia cerdas berbudi luhur," jelas Drs. Djaetun.
Ditambahkannya, untuk menciptakan manusia cerdas berbudi luhur, Yayasan Budi Luhur sejak empat tahu lalu telah menggelar Sarasehan Budi Luhur. Melalui program tahunan tersebut, Yayasan mengundang berbagai instansi yang mengusung nama Budi Luhur untuk berkumpul bersama guna mencermati sejauh mana karakter budi luhur telah diimplementasikan ke dalam bisnis instansi.