Sinema bukan sekadar hiburan, tetapi alat yang mampu membentuk citra kota. Placecinemaking menghadirkan narasi yang menghidupkan ruang, membangun identitas komunitas, dan mendorong revitalisasi kawasan terpinggirkan melalui seni film.
.

.
Placecinemaking adalah pendekatan yang menggabungkan seni sinema dengan perancangan tempat (*placemaking*). Konsep ini lahir dari gagasan bahwa film tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga alat yang mampu membentuk citra sebuah kawasan. Dengan memanfaatkan kekuatan narasi sinematik, *placecinemaking* mampu mengubah persepsi masyarakat terhadap lingkungan mereka.
Konsep ini berkembang dari pemikiran bahwa tempat memiliki makna yang lebih dari sekadar lokasi fisik. Sinema dapat menangkap esensi suatu tempat dan memberikan interpretasi baru terhadapnya. Di banyak kota, terutama di kawasan yang kurang berkembang, *placecinemaking* telah digunakan sebagai metode untuk merevitalisasi daerah yang terpinggirkan. Contohnya adalah kawasan Mirafiori dan Borgo Aurora di Turin, Italia. Dengan menggunakan dokumenter dan film fiksi, warga setempat dapat melihat kembali lingkungan mereka dengan sudut pandang yang lebih positif dan membangun.
Pendekatan ini mengandalkan partisipasi masyarakat. Dalam prosesnya, warga diajak untuk berbagi cerita, pengalaman, dan aspirasi mereka. Kisah-kisah tersebut kemudian diadaptasi menjadi film yang menampilkan kehidupan sehari-hari mereka. Hasilnya bukan hanya sebuah film, tetapi juga alat yang mendorong diskusi, meningkatkan rasa memiliki, dan menciptakan kebanggaan terhadap tempat tinggal mereka.
Salah satu contoh nyata dari *placecinemaking* adalah film "Mirafiori Luna Park", yang mengisahkan para pensiunan pekerja pabrik FIAT yang berusaha mengubah bekas pabrik menjadi taman bermain bagi cucu-cucu mereka. Setelah film ini dirilis, area bekas pabrik tersebut benar-benar mengalami revitalisasi dan menjadi pusat acara komunitas. Film tidak hanya menjadi refleksi realitas, tetapi juga memicu perubahan nyata dalam lingkungan perkotaan.
Manfaat dari *placecinemaking* tidak hanya terbatas pada aspek estetika atau budaya. Secara ekonomi, pendekatan ini dapat meningkatkan daya tarik wisata suatu kawasan, menarik investasi, serta menciptakan peluang usaha baru. Dari sisi sosial, *placecinemaking* mampu memperkuat identitas komunitas, membangun solidaritas, dan memperbaiki citra daerah yang sebelumnya dianggap negatif.
Sebagai sebuah metode, *placecinemaking* terdiri dari beberapa tahap. Dimulai dari analisis partisipatif untuk memahami karakter dan tantangan suatu tempat, dilanjutkan dengan pengembangan konsep yang menggabungkan elemen fiksi dan realitas. Selanjutnya, narasi komunitas dibangun, diikuti dengan aktivasi ruang melalui berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat. Hasil akhirnya adalah transformasi lingkungan yang lebih hidup dan memiliki makna lebih dalam bagi penduduknya.
Ke depan, *placecinemaking* berpotensi menjadi alat yang semakin penting dalam perencanaan kota. Dengan memanfaatkan kekuatan sinema, kota-kota dapat menghadirkan pengalaman yang lebih mendalam bagi warganya, menciptakan ruang yang lebih inklusif, dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi komunitas lokal.
Daftar Pustaka
Bevolo, M., & Di Polito, S. (2024). *Placecinemaking: Participatory Social Design for Urban Placemaking*. Place Branding and Public Diplomacy, 20(105–117). https://doi.org/10.1057/s41254-023-00300-x
Domínguez-Azcue, J., Almeida-García, F., Pérez-Tapia, G., & Cestino-González, E. (2021). Films and Destinations—Towards a Film Destination: A Review. *Information*, 12(39). https://doi.org/10.3390/info12010039
Govers, R. (2018). *Imaginative Communities*. Antwerp: Reputo Press.