MIX.co.id – Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Group Indonesia (MMSGI) yang mengembangkan proyek smelter nikel matte di Kalimantan Timur (Kaltim) telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan pihak China ENFI Engineering Corporation (China ENFI).
Kerja sama dengan China ENFI yang dimulai sejak 15 bulan lalu ini ditempuh melalui proses studi kelayakan. Perencanaan yang cermat, tepat, dan bijak dilakukan untuk memastikan proyek pembangunan smelter nikel MMP dapat dilaksanakan di atas fondasi teknis yang kuat.
Pembangunan proyek smelternikel matte di Kaltim ini ditargetkan rampung pada kuartal 4 tahun 2024 dan mulai beroperasi pada kuartal 2 tahun 2025.
Presiden Direktur MMP, Adhi Dharma Mustopo, menyatakan penandatanganan ini adalah momen yang bersejarah bagi MMP dan China ENFI.
Pihaknya mendukung program pemerintah untuk membangun smelter nikel matte yang memiliki jejak karbon rendah dan sepenuhnya merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
“Pembangunan smelter nikel matte ini merupakan awal kerjasama MMSGI dengan China ENFI, di mana terbuka pengembangan usaha MMSGI berikutnya yang selaras dengan keahlian teknis China ENFI,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima redaksi di Jakarta, Senin (24/7).
Smelter nikel matte MMP direncanakan memiliki kapasitas produksi 27 ribu ton per tahun dengan kandungan nikel lebih dari 70%.
Pembangunannya bertujuan untuk mendukung meningkatnya kebutuhan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai EV yang digunakan dalam kendaraan bertenaga listrik (BEV). Hal ini sejalan dengan upaya global dalam mengurangi emisi karbon.
“Smelter nikel matte MMP merupakan salah satu bukti atas komitmen MMSGI terhadap Environmental, Social, dan Governance (ESG),” tegas Adhi Dharma.
Sementara Liu Cheng, Chairman of the Board China ENFI, mengakui kerja sama memiliki makna penting. “Kami percaya smelter nikel matte MMP akan menjadi proyek percontohan yang sukses di Indonesia dan memberikan manfaat yang luas kepada semua pihak. Terlebih lagi, proyek dekat dengan IKN, pusat pemerintahan yang baru,” tandas Liu Cheng. ()