Morinaga Soya Cetak Rekor MURI Melalui 1000 Cerita Inspiratif

MIX.co.id – Kalbe Nutritionals melalui Morinaga Soya menginisiasi gerakan ‘1000 Cerita Bunda untuk Anak Juara’, yang mengajak bunda berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan anak dengan Alergi Susu Sapi (ASS).

Gerakan ini berhasil mencetak rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan mengumpulkan lebih dari 1.000 kisah inspiratif dari para bunda di seluruh Indonesia.

Menurut Dewi Angraeni, Business Unit Head Morinaga IFFO and Specialties Kalbe Nutritionals, gerakan ini menjadi bukti kepedulian Morinaga Soya dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak dengan kebutuhan khusus.

“Dengan penghargaan MURI, kami merayakan kisah inspiratif para Bunda sekaligus memperkuat posisi Morinaga Soya sebagai merek yang peduli terhadap kebutuhan nutrisi anak sehingga mereka bisa terus menjadi Anak Juara,” ujarnya dalam keterangan pers, Jumat (13/12), di Jakarta.

Gerakan ‘1000 Cerita Bunda untuk Anak Juara’ berlangsung selama lebih dari dua bulan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang berbagi pengalaman, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya nutrisi dan pola asuh yang tepat bagi anak-anak dengan ASS.

Selain memberikan solusi nutrisi yang tepat bagi anak-anak dengan ASS, gerakan ini turut mendukung edukasi dan inspirasi bagi para orang tua.

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, prevalensi ASS di Indonesia berkisar antara 2% hingga 7,5%. Dengan jumlah balita yang mencapai sekitar 21 juta jiwa, ini berarti sekitar 420 ribu hingga 1,575 juta anak Indonesia berpotensi menghadapi alergi terhadap susu sapi.

“Anak dengan alergi susu sapi (ASS) membutuhkan nutrisi yang sesuai dengan kondisi mereka, seperti formula berbasis soya, yang menjadi nutrisi alternatif untuk anak dengan ASS,” lontar Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi Anak, Prof. Dr. Budi Setiabudiawan.

Sementara Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Irma Gustiana Andriani, menjelaskan alergi pada anak tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik tetapi juga kondisi psikologis mereka.

Anak dengan alergi cenderung lebih rentan mengalami kecemasan, kesulitan konsentrasi, dan gangguan sosial, seperti isolasi dan bullying, terutama di usia sekolah.

Faktor ini juga dipengaruhi oleh kecemasan orang tua yang sering kali lebih besar daripada dampak alergi itu sendiri, sehingga membentuk aksi-reaksi terhadap anak.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)