Pasar cat untuk segmen ritel di Indonesia masih tercatat menjanjikan. Hal itu ditandai dengan pertumbuhan kepemilikan rumah yang terus meningkat. Dalam empat tahun ke depan misalnya, ada 11 juta calon pemilik rumah yang ditargetkan akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bahkan, pemerintah menargetkan akan membangun 1 juta rumah baru dengan harga terjangkau setiap tahunnya. Tren positif ini juga dibarengi dengan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia.
Tak hanya di segmen ritel, di segmen korporat, pasar cat juga sangat menggiurkan. Per Mei 2019, tak kurang dari Rp 9.000 triliun tercatat sebagai nilai gabungan mega-proyek di Indonesia. Tak heran, jika jumlah permintaan cat di Indonesia dalam setahunnya terhitung tinggi, yakni mencapai 1,1 juta ton per tahun.
Diungkapkan Niko Safavi, Presiden Direktur PT Mowilex Indonesia, potensi inilah yang membuat Mowilex tetap optimis untuk tetap melanjutkan pembangunan pabrik barunya di Cikande, Serang, Banten.
Diawali ground breaking pada 19 November 2019 lalu, di tahun pandemi ini, Mowilex masih melanjutkan pembangunan pabriknya. “Tahun ini, kami tetap melanjutkan pembangun pabrik cat Mowilex di Cikande dengan total luas lahan mencapai 8,6 hektar,” katanya pada hari ini (25/11) pada saat konferensi pers virtual.
Rencananya, pabrik cat di Cikande ini akan beroperasi pada September 2021. “Konsep yang kami hadirkan di pabrik Cikande ini adalah bangunan ramah lingkungan. Antara lain, dengan menggunakan lampu LED untuk mengurangi emisi carbon, menggunakan teknologi heamt energi untuk seluruh mesin dan alat produksi, serta memiliki area hijau sebesar 56% dari total lahan pabrik,” urainya.
Optimisme Mowilex di masa pandemi tak hanya ditunjukkan dengan pembangunan pabrik di Cikande. Namun, pada semester kedua 2020, Mowilex juga telah meluncurkan tujuh produk barunya. Bahkan, di periode ini, Mowilex juga massif melakukan ekspansi dengan menambah jumlah gerai Mowilex di Indonesia.
Diakui Niko, sejumlah inisiatif sosial juga dilakukan Mowilex dalam mendukung pemerintah untuk menanggulangi pandemi di Indonesia. Mulai dari membagikan 26.000 masker ke konsumen melalui cabang dan toko, mendonasikan 14.000 Alat Pelindung Diri (APD) kepada petugas keseahtan, memproduksi dan mendistribusikan 16.000 botol hand sanitizer, serta membangikan 300 paket sembako untuk mereka yang membutuhkan.
