Sebanyak 44% returnees (warga Indonesia yang bekerja di luar negeri dan kembali ke Indonesia) menyatakan siap kerja jika harus mengalami penurunan 5% -15% dari gaji pokok yang mereka terima saat bekerja di luar negeri.
Namun, mempertimbangkan pengalaman mereka sekolah dan bekerja di luar negeri, mereka masih mengharapkan gaji mereka 25% lebih tinggi dari pekerja Indonesia yang tidak memiliki pengalaman sekolah atau bekerja di luar negeri.
Demikian terungkap dari hasil riset Michael Page Indonesia (MPI) terhadap 1.269 responden returnees pada Juli 2019. Riset bertajuk “Employer’s Guide to Indonesian Returnees” ini bertujuan untuk mengetahui pandangan returnees mengenai kesempatan kerja dan pengembangan karir di Indonesia.
Terkait dengan tuntutan gaji lebih tinggi, sebanyak 39% responden menyatakan akan mengoptimalkan pola kerja di perusahaan tempat mereka bekerja; 24% menyatakan akan memberikan inovasi dan gagasan baru; dan 56% menyatakan bersedia memberikan ide tanpa menunggu penilaian (appraisal) terlebih dahulu.
“Tentu saja ini indikasi yang baik, karena sebagian besar perusahaan di Indonesia mencari kualitas dan sikap seperti itu saat mereka tengah dalam proses merekrut pekerja Indonesia yang berasal dari luar negeri (returnees),” kata Monio Lim, Associate Director MPI.
“Itu sebabnya kami memutuskan untuk melakukan riset ini, yaitu untuk mengetahui dan mempelajari aspirasi mereka serta apa yang menjadi alasan mereka saat memutuskan kembali ke Tanah Air dan berkarier di sini,” imbuhnya sebagaimana disampaikan dalam rilis yang diterima redaksi di Jakarta, Kamis (31/10). Meski begitu, 82% dari returnees siap mendukung agenda pemerintah dalam memperkuat SDM di Indonesia untuk menyongsong era industri 4.0.
Diterangkan Lim, memahami budaya dan bagaimana kondisi serta lingkungan kerja di Indonesia sangat penting, karena hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para returnees, terutama bagi mereka yang telah tinggal di luar negeri minimal selama tujuh tahun – yang mewakili 20% dari responden yang diteliti. Kehidupan sosial, lingkungan, kemacetan dan polusi adalah pertimbangan utama yang kerap menjadi penghalang bagi mereka untuk pulang ke Tanah Air.
Dengan pertumbuhan industri teknologi dan industri digital di Indonesia selama tiga tahun terakhir, semakin banyak orang Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam bidang ini, mempertimbangkan untuk kembali bekerja di sektor yang sama di Indonesia.
“Mereka tentu saja memiliki bekal yang mumpuni berupa pengalaman selama kerja dan terjun langsung di industri tersebut selama di luar negeri,” tandas Monio Lim. Sejumlah returnees telah bekerja di berbagai startup di Indonesia.
MPI sejak 2017 menginisiasi kampanye Membangun Negeri yang bertujuan menghubungkan perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan para returnees. ()