Studi "Tren Teknologi 2019" mengungkapkan bahwa ada lima tren yang akan menentukan lanskap teknologi bisnis di tahun depan. Kelima tren tersebut adalah proses otomatisasi robot akan membentuk kembali pengalaman pelanggan; organisasi atau perusahaan akan fokus pada platform keamanan siber berbasis cloud; infrastruktur dapat diprogram dengan model end-to-end; aplikasi akan menjadi lebih cerdas dan dapat disesuaikan; dan data akan menjadi makin penting serta bernilai.
Cloud sebagai salah satu tren di tahun 2019 mendorong sejumlah perusahaan Teknologi Informasi (TI) untuk memberikan layanan terbaiknya. Maklum saja, teknologi cloud mampu meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Bahkan, pada survei terbaru yang dirilis oleh KPMG terhadap 500 eksekutif, dijumpai fakta bahwa 42% dari mereka berpikir bahwa fleksibilitas adalah faktor utama mengapa eksekutif menggunakan Cloud Computing.
Sementara itu, seiring dengan trennya yang terus bertumbuh, nilai bisnis layanan cloud makin menggiurkan. Merujuk data Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO), nilai investasi data center pemain lokal telah mencapai angka sekitar US$ 400 juta. Adapun Indonesia's Data Center Market Overview and Forecasts memproyeksikan, total nilai investasi data center di tahun 2014–2020 akan mencapai US$ 850 juta.
Fakta tersebut tentu saja menjadi peluang bagi para pelaku bisnis yang selama ini bergerak pada layanan berbasis cloud. Salah satunya, PT NAP Info Lintas Nusa, infrastruktur privat berbasis layanan cloud. Menjawab kebutuhan perusahaan saat ini dan ke depan, tepat pada hari ini (12/12) di Jakarta, NAP meluncurkan INI Cloud, solusi yang menyediakan Private Infrastructure as a Service (IaaS) yang mampu menjamin privasi cloud.
Dijelaskan Omar Nasution, Direktur PT NAP Info Lintas Nusa, saat ini, aplikasi bisnis yang menjadi jantung operasional perusahaan bertumpu pada serangkaian infrastruktur yang melibatkan server, operating system, middleware, dan tak ketinggalan akses internet yang mumpuni.
“Bagi sebagian perusahaan, membangun serta mengelola perangkat dan sistem semacam ini tentunya bukan hal yang sederhana karena menuntut banyak biaya, waktu, uang, juga teknisi ahli yang berpengalaman,” ujarnya.
Oleh karena itu, komputasi cloud mengatasi hal itu dengan mengubah rangkaian infrastruktur yang rumit tersebut ke dalam bentuk virtual. Meski begitu, menurut Omar, dengan menggunakan layanan cloud artinya perusahaan harus berkompromi dalam hal keamanan data. Mengingat, sebagian besar layanan cloud yang tersedia sekarang bersifat publik.
“INI Cloud memanfaatkan teknologi hyper-converged termutakhir. Oleh karena itu, INI Cloud memungkinkan skalabilitas dan manajemen sumber daya dengan mudah, yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja melalui dashboard yang disediakan. INI Cloud memberi pengguna solusi komputasi cloud yang aman dan sederhana dengan harga bersaing,” papar Omar.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa PT NAP Info Lintas Nusa merupakan penyedia infrastruktur jaringan dan teknologi informasi yang berdiri sejak tahun 2000. NAP memiliki dan mengoperasikan infrastruktur kabel serat optik bawah laut berkualitas tinggi Matrix Cable System, serta jaringan interkoneksi Matrix Cable Internet Exchange (MC-IX) yang terhubung langsung ke penyedia OTT (Over the Top) dan CDN (Content Delivery).
“Dengan segala keunggulan layanan ini, kami meyakini bisa mendapatkan posisi dalam solusi cloud di tengah banyaknya penyedia layanan cloud,” pungkasnya.