Sebagai pendatang baru di pasar batu alam di Indonesia, Neolith—produk pelapis Sitered Stone premium asal Spanyol—masih membutuhkan edukasi market. Diakui Raja Kamlesh Kalwani, Managing Director PT Raspari Mega Stone selaku distributor Neolith di Indonesia, masih ada konsumen yang belum tahun Neolith, termasuk added value yang dimiliki Neolith.
Oleh karena itu, melalui pameran bertajuk Pameran International Furniture Manufacturing Components Exhibition (IFMAC) 2018, Raspari ingin memperkenalkan sekaligus mengedukasi Neolith kepada konsumen Indonesia. “Antara lain, di booth Neolith, kami menggelar Demo Masak oleh Chef Gilles Marx dan Amuz Gourmet Restaurant. Ia akan menggunakan Neolith sebagai alas memasaknya, karena semua produk Neolith sudah food grade dan bersertifikasi NSF,” ujarnya di sela-sela pameran IFMAC 2018, pada hari ini (26/9) di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Tak hanya Chef Gilles yang dihadirkan di sana, mixologist berpengalaman, yakni Rizky Sanjaya dari Artoz Bar, juga dihadirkan pada demo masak tersebut. Ia akan meramu minuman dan makanan andalannya. Pada kesempatan itu, keunggulan Neolith diperlihatkan kepada pengunjung, seperti tahan air dan cairan lainnya, anti gores dan abrasi, tidak mudah hterbakar, aman terhadap makanan, 100% narutal karena warna tidak pudar, ramah lingkungan, dan tidak mengeluarkan zat berbahaya.
Menyasar pasar premium, tahun ini Neolith serius melakukan edukasi market melalui berbagai cara. Mulai dari mengikuti pameran, door to door menyambangi konsumen dari segmen premium, memprospek berbagai proyek properti, hingga edukasi di gerai Neolith yang ada di Jakarta. “Selama tiga tahun hadir di Indonesia, rata-rata pertumbuhan penjualan Neolith mencapai 20%,” kata Raja.
Lebih jauh ia menerangkan bahwa sampai saat ini, kontribusi segmen B2C (Business to Consumer) memang masih mendominasi, yakni sekitar 80%. Sisanya dipasok dari segmen B2B (Business to Business). Kendati demikian, diyakini Raja, segmen B2B tercatat prospektif. “Saat ini, di segmen B2B, kami memiliki klien seperti Agung Sedayu Group, Agung Podomoro Group, dan Sinar Mas Land Group,” ucapnya.