Indonesia sepertinya selalu menjadi “surga” bagi para pebisnis, termasuk pebisnis mancanegara. Tanpa terkecuali, konsultan bisnis. Itu sebabnya, awal Juni 2015 lalu, Northstar sebagai perusahaan multinasional yang bergerak di bidang Business Consulting yang didirikan di London, memutuskan untuk menghadirkan kantornya di Jakarta.
Matthew Sell, Managing Director Northstar UK, mengatakan, “Northstar hadir di ASEAN dengan mulai beroperasinya kantor perwakilan di Jakarta per Juni 2015 ini. ASEAN merupakan pasar yang sangat besar dan potensial. Kami harapkan kehadiran Northstar dapat menjadi salah satu mitra dalam proses membesarkan brand.”
Northstar sendiri dikenal sebagai konsultan bisnis yang telah banyak meraih penghargaan dan juga kepercayaan dari brand-brand ternama, seperti Jaguar Landrover, Ford, Britvic, Kate Spade, LEVI’S, Japan Tobacco International, Delta Airlines, Coca-Cola, dan sebagainya.
Mengawali bisnisnya di Indonesia, Northstar Business Consulting Partners menyelenggarakan Beneath the Surface Seminar ASEAN Series yang pertama, pada pertengahan September 2015, di hotel Fairmont, Senayan, Jakarta.
Seminar tersebut dihadiri oleh 55 peserta dari berbagai perusahan FMCG, Phamaceutical, Asuransi, Consultant PR, dan Advertising Agencies terkenal dan terkemuka. Sebut saja, Nestle, Sunpride (Gunung Sewu Segar), Garuda Food, Greenfields, Indofood, Garuda Food, MERCK, Nutrifood, Orang Tua Group, Ultrajaya, Tiga Pillar Group, Manulife, hingga Gondo Wangi Traditional Medika.
Pada business seminar itu, tim Northstar yang terdiri atas Matthew Sell (Managing Director Northstar UK), Meity Rahtomo (Managing Director Northstar ASEAN), dan Aristo Labare (Associate Research Director Northstar ASEAN) mempresentasikan hasil studi tentang gaya hidup sehat kepada peserta seminar. Sebelum memaparkan hasil riset yang dilakukan oleh Northstar.
Aristo Labare menjelaskan bahwa survei itu dilakukan Northstar karena melihat potensi pasar masyarakat ASEAN yang semakin peduli terhadap gaya hidup sehat. Survey ini dilakukan secara panel online di 4 negara, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Dari hasil riset tersebut, ditemukan sejumlah fakta menarik. Di antaranya, 77% masyarakat ASEAN menjawab gaya hidup sehat adalah memiliki kesehatan jiwa dan 75% mejawab kesehatan fisik. Sementara itu, 69% masyarakat ASEAN mulai memperhatikan kesehatan mereka pada saat mereka mudah merasa lelah; diikuti 60% ketika mereka mulai mudah sakit dan 54% ketika mereka susah tidur.
Masih dari hasil survei tersebut, dijumpai bahwa tantangan yang masyarakat ASEAN hadapi untuk menjalani gaya hidup sehat adalah 39% menyatakan kesulitan untuk mendapatkan makanan sehat pada saat ‘on the go’, 15% menyatakan banyak minuman yang mengandung gula, 12% menyatakan tidak tersedianya fasilitas olah raga yang memadai di dekat rumah tinggal atau tempat kerja.
Perihal konsumsi multivitamin, 75% masyarakat Indonesia mengkonsumsi multivitamin sedangkan di Vietnam hanya 33% yang menyatakan mereka mengkonsumsi multivitamin. Bahkan, 54% masyarakat di Indonesia menyatakan mereka membutuhkan tambahan asupan vitamin untuk mendukung aktivitas mereka sebagai alasan mengkonsumsi multivitamin. Namun, 13%-nya menyatakan karena mereka tidak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai dari makan sehari-hari mereka.