Komoditas oleh-oleh sangat berkontribusi bagi sektor pariwisata dan perekonomian Indonesia. Menurut survey yang dilakukan Unilever 2016, sekitar 98% masyarakat membeli oleh-oleh saat berlibur.
“Potensi industri seputar oleh-oleh ini memang sangat besar. Bila kita dapat mengembangkan potensi industri oleh-oleh di setiap daerah Indonesia, maka sektor pariwisata daerah tersebut pun akan berkembang, dan kontribusi tehadap perekonomian semakin besar. Peningkatan ekonomi masyarakat dilain pihak akan semakin mendorong kemampuan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata dan berbelanja oleh-oleh khas Nusantara,” papar Dadang Rizki Ratman, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dalam sambutannya atas penyelenggaraan digital activation Master Oleh-oleh yang diinisiasi brand Blue-Band.
Dengan 34 provinsi yang ada, lanjut Dadang, Indonesia menyimpan banyak keragaman citarasa oleh-oleh yang khas di tiap daerah. Selain beragam destinasi yang menawarkan keindahan alam, hiburan dan lainnya, menurut Dadang, kekayaan kuliner, termasuk oleh-oleh, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan pariwisata Indonesia meningkat sebesar 7,2%, melampaui pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,4%. Posisi ini secara tidak langsung menempatkan Pariwisata Indonesia pada peringkat 50 di dunia, menurut penilai World Economy Forum 20162, atau naik 20 peringkat dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Merujuk data Indonesia Investments, 2016, saat ini sektor pariwisata Indonesia telah berkontribusi sekitar 4% dari total perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Secara khusus, ungkap Lokot Ahmad Enda, Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Kemenpar, sumbangan terbesar PDB ternyata berasal dari industri fesyen dan kuliner.
