Dengan 88,1 juta pengguna aktif internet di Indonesia, kanal digital dan pemasaran telah menyebar luas dengan cepat di Indonesia. Hal tersebut rupanya disadari betul oleh perusahaan software dan layanan business analytics SAS dengan mendorong para pelaku penjualan dan pemasaran untuk menerapkan marketing analytics Customer Decision HUB sebagai tools lewat forum diskusi yang digelar di Jakarta pada Kamis, (17/8).
Dengan mengusung tema “Transformation of Sales and Marketing in The Mobile and Digital Era To Improve Customer Experience and Build Better ROI” forum tersebut menjelaskan bahwa di era mobile dan digital saat ini penting bagi para pemilik brand dan marketer untuk tahu perilaku konsumen secara langsung (direct message) dan menempatkan produk mereka sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumen secara real time.
Marketing Analytics, ungkap Sales Director SAS Indonesia Peter Sugiapranata, sejatinya adalah memperhitungkan seluruh upaya pemasaran pada berbagai kanal dalam rentang waktu tertentu yang merupakan hal esensial dalam proses pengambilan keputusan serta eksekusi program yang efisien. “Penting bagi para pebisnis untuk mengatur hubungan pelanggan yang kompleks di seluruh kanal,” sebut Peter.
“Marketing Analytics terdiri dari proses dan teknologi yang memampukan pemasar untuk mengevaluasi kesuksesan inisiatif pemasaran dengan mengukur performa melalui metrik bisnis penting, seperti Return On Investment (ROI), marketing attribution, dan efektivitas pemasaran secara keseluruhan.”
Disebutkan Peter, seiring dengan kanal digital yang terus menjadi kontak komunikasi utama bagi konsumen, kesuksesan brand akan tergantung pada kemampuannya untuk menerjemahkan data yang diperoleh dari aktifitas digital konsumen menjadi wawasan tentang konsumen.
Dengan konsep Customer Decision HUB yang diterapkan SAS, pemilik brand tidak hanya bisa melihat perilaku konsumen lewat sosial media saja, tapi juga bagaimana mereka melakukan pencarian sebuah produk, intensitas pembelian, dimana mereka beli, dan sebagainya hingga akhirnya para marketer mampu menempatkan bentuk promosi mereka dengan baik dan sesuai dengan target market secara direct.
Konsep tersebut, ucap Peter, lebih banyak data dan lebih banyak analisis merupakan kunci untuk memahami interaksi antara aktifitas pemasaran, pasar dan kanal penyampainnya. Secara implementasi konsumen yang terkoneksi dengan smartphone (mobile) akan dengan mudah dikenali perilakunya apalagi bagaimana mereka membeli sesuatu.
Sejauh ini, perusahaan di Indonesia sudah banyak menerapkan konsep Marketing Analytics lewat Customer Decision HUB terutama di sektor perbankan, retail, dan lainnya. “Sebanyak 65 persen klien kami berasal dari perbankan,” kata Peter. Lanjutnya, dengan banyak perusahaan yang menerapkan konsep ini sebagai bagian untuk mengukur perilaku konsumen diharapkan perusahaan dapat mengumpulkan dapat terperinci melalui beragam kanal seperti web dan media sosial, menganalisisnya untuk menghasilkan wawasan, dan memanfaatkan wawasan tersebut secara cepat untuk mengeksekusi strategi sales dan marketing secara langsung. *