Pasar mesin cuci bukaan depan (front loading) merupakan segmen yang turut terimbas kondisi ekonomi yang tengah melesu. Meskipun, dampaknya tidak sebesar pasar lainnya. Hal itulah yang dialami oleh PT Samsung Electronics Indonesia. Jika tahun 2013 produk mesin cuci bukaan depan Samsung mengalami pertumbuhan 64,7% dan tahun 2014 masih naik 14%, maka tahun 2015 penjualan produk mesin cuci bukaan depan Samsung terpaksa turun atau -5,3%.
Dikatakan Corporate Marketing Director PT Samsung Electronics Indonesia Jo Semidang, tahun 2016 pasar diperkirakan masih stabil, alias belum ada penguatan. "Hal itu terlihat tidak adanya pertumbuhan ataupun penurunan penjualan pada Januari hingga Maret 2016. Dan, segmen premium adalah market yang terhitung tahan atas deraan krisis," tegasnya.
Tak heran, jika Samsung masih percaya diri untuk melempar varian terbaru dari mesin cuci bukaan depannya, Samsung AddWash, pada akhir Mei ini. Dibandrol dengan rentang harga Rp 8 juta hingga Rp 12 juta, Samsung AddWash menawarkan tiga added value sekaligus. Yakni, pintu tambahan, SmartControl, dan EcoBubble™.
“Kami memberikan keleluasaan dan kemudahan bagi Ibu untuk memasukkan pakaian-pakaian tertinggal lewat pintu kecil yang ada, sehingga para ibu tidak perlu menunggu lama untuk menambahkan cucian karena dapat dilakukan kapan saja walaupun siklus mencuci sudah dimulai,” jelasnya.
Samsung AddWash™ juga dilengkapi dengan teknologi EcoBubble™ yang menghasilkan busa mikro sehingga bisa menembus kain 40x lebih cepat menyerap dan menghilangkan kotoran lebih mudah. "Tidak perlu lagi mencuci dengan air hangat sehingga lebih hemat energi dan melindungi warna dan tekstur kain," lanjutnya.
Dengan SmartControl, tutur Jo, para ibu juga bisa mengontrol cucian melalui ponsel pintar dengan mengunduh aplikasi Samsung Smart Home. "Fitur ini sangat membantu para ibu untuk mengontol proses mencuci dan fleksibelitas dalam mengatur cucian," tutupnya.
