Pembeli Online Tumbuh Dua Kali Lipat di 2020

Era online semakin happening. Nielsen Clicks Study 2020 mengungkapkan bahwa jumlah pembeli online meningkat hampir mencapai dua kali lipat dari tahun 2018, dengan jumlah perkiraan sekitar 7,3 juta konsumen yang melakukan aktivitas pembelian online di tahun 2020 sebelum pandemi Covid-19.

Nielsen Clicks Study adalah studi sindikasi yang dilakukan Nielsen untuk memahami bagaimana perilaku konsumen dalam belanja online setiap tahunnya. Studi ini dilakukan di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Medan dengan total sampel lebih dari 2500 responden pengguna internet yang berusia diatas 15 tahun.

Yudi Suryanata, Executive Director Consumer Insight Nielsen Indonesia memaparkan, online menjadi saluran belanja populer dan menjadi peran penting di pasar, sama pentingnya dengan saluran offline sehingga omni-channel dapat menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan konsumen online dan offline.

“Pemanfaatan omni-channel oleh konsumen online saat ini adalah untuk melakukan pembelian (72%) dan mencari Informasi (67%),” ujarnya dalam rilis yang diterima redaksi baru-baru ini di Jakarta.

Dijelaskan, sebelum pandemi Covid-19, sebagian besar pembeli online melakukan pembelian untuk kategori fashion, kosmetik, dan transportasi.

Umumnya para pembeli online tertarik untuk belanja secara online karena ada program diskon yang ditawarkan. Pembeli online paling banyak mengejar diskon voucher (49%) ketika mereka memilih untuk berbelanja secara online. Disusul membeli dengan harga yang lebih murah (47%) dan layanan gratis pengiriman/pengembalian barang (33%).

Pandemi Covid-19 membuat konsumen online melakukan belanja online menjadi lebih sering dan akan berlanjut dalam 6 bulan ke depan. Hanya 24% pembeli online ingin mengembalikan kebiasaan berbelanjanya seperti sebelum pandemi Covid-19.

Situasi pandemi berdampak pada kategori fashion, kosmetik dan transportasi menjadi lebih sedikit dibeli secara online, sementara kategori pembayaran tagihan (38%), makanan & minuman (33%), personal care (33%) dan jasa-jasa seperti delivery (20%) meningkat di masa saat ini.

Melihat pergeseran pembelian kategori produk para pembeli online ini, menurutnya, penting bagi pemilik brand, manufaktur ataupun retailer dapat menawarkan berbagai kemudahan dengan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen. Selain mengutamakan kualitas dan keamanan, brand dan retailers juga harus mampu memadukan kebutuhan online dan offline dari konsumen.

“Berinovasi khususnya di omni-channel harus menjadi investasi bagi para pelaku industri. Oleh karena itu, beberapa strategi yang perlu dipertimbangkan adalah peluang untuk pengembangan kemasan yang lebih besar, menambah visibility produk, penting untuk menjaga stok produk, launching produk tertentu di channel online,” tutur Yudi.

Harga terjangkau serta promo diskon secara online masih menjadi faktor penentu bagi konsumen online untuk berbelanja secara online. “Maka, hadirkan berbagai pilihan promosi menarik pada platform online, seperti cashback, gratis ongkos kirim dan lain sebagainya akan menjadi kunci untuk meraih pasar konsumen online,” tandasnya. ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)