Pentingnya Employee Engagement agar Karyawan Menjadi Ambassador Perusahaan

Membangun employee experience yang dapat menciptakan employee engagement, sejatinya menjadi salah satu strategi kunci perusahaan. Mengingat, karyawan merupakan aset perusahaan yang berperan menjalankan sekaligus menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan.

Di masa pandemi dan era disrupsi digital yang penuh dengan tantangan ini, perusahaan dituntut untuk memastikan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan karyawan, sehingga mampu bekerja secara optimal. Oleh karena itu, human capital harus mampu bertindak cepat dan mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi tantangan di era new normal ini.

Dituturkan Senior Expert of HR Practice Josef Bataona, pada Webinar Series HR Talk 2021 ‘Reinventing Human Capital in the New Normal Era’, yang digelar Majalah SWA bersama Lintasarta dan Owlexa Healthcare, pada akhir Juli ini (27/7), untuk menghadirkan employee experience yang mampu menciptakan employee engagement, maka tim HR (Human Resources) di perusahaan harus melakukan transformasi atau perubahan.

Dia mencontohkan, saat ini, program HR tidak bisa lagi digeneralisasi untuk seluruh karyawan, karena segmen karyawan memiliki kebutuhan yang berbeda. Misal, segmen karyawan ibu rumah tangga tentu saja berbeda dengan karyawan yang masih muda dan belum menikah. “Untuk memperoleh insight akan kebutuhan mereka, tim HR seharusnya mendengarkan karyawan. Belum lagi, selama bekerja di rumah, ritme kerja berubah. Singkatnya, di masa pandemi, tidak sekadar memindahkan pekerjaan dari kantor ke zoom, tapi perusahaan harus mempertimbangkan banyak aspek sesuai kebutuhan karyawan selama di rumah,” sarannya.

Menurut Josef, employee experience sangat bergantung pada bagaiamana leader atau pemimpin mendekatkan diri dengan karyawan, memahami karyawan, dan mendengarkan karyawan. “Human touch harus terjadi untuk menghadirkan employee experience. Contohnya, jika program berjalan dengan baik, pemimpin dapat memberikan surat ucapan terima kasih yang personalize, dengan menyebut namanya secara langsung pada pembukaan surat, bukan dear all,” ucapnya.

Jika human touch dapat dilakukan, maka perusahaan dapat menghadirkan employee experience yang mampu menciptakan employee engagement. “Cara perusahaan memperlakukan karyawan selama pandemi akan berdampak pada loyalty, motivation, dan overall satisfaction bagi karyawan. Human touch yang dilakukan perusahaan atau pemimpin akan mampu menghadirkan employee experience, yang berujung pada employee engagement. Hasilnya, karyawan dengan sukarela menjadi ambassador untuk perusahaan atau organisasi kita,” yakin Josef.

Ditambahhkan SVP HCM Lintasarta Triharry Darmawan Oetji, agar bisa reinventing human capital, maka hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah pemahaman mengenai new normal. Di Lintasarta, kata Triharry, new normal berarti era digital dan kondisi pandemi itu sendiri. Era digital memungkinkan semua hal dapat diakses kapanpun dan di manapun. Sedangkan kondisi pandemi memaksa terjadinya perubahan dengan lebih cepat, dari yang biasanya kita melakukan physical mobility bergeser ke digital mobility. "Digital mobility dapat diartikan sebagai perpindahan orang untuk menggunakan satu aplikasi ke aplikasi lainnya,” kata Triharry.

Perubahan-perubahan ini harus didukung dengan perubahan mindset dan teknologi pendukungnya. Triharry menilai hal inilah yang mungkin masih menjadi tantangan bagi sejumlah perusahaan. Sebab terkadang situasinya adalah mindset sudah siap, tetapi teknologinya belum siap. Atau sebaliknya, ketika teknologi yang mumpuni sudah siap, namun ternyata mindset orangnya belum siap. “Yang paling ideal adalah bagaimana mengubah people mindset dan menggunakan teknologi sebagai leverage,” Triharry berpesan.

Sebagai gambaran, Lintasarta memiliki pengelolaan human capital berbasis digital melalui Lintasarta Digital Employee Experience Framework. Kerangka kerja ini terdiri dari attracting, acquisition & onboarding, perform, reward, development, dan off-boarding. Lintasarta Digital Employee Experience dirancang untuk memastikan seluruh karyawan Lintasarta memiliki akses terhadap semua informasi, kebijakan, proses dan program yang terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia kapan saja dan di mana saja.

Sementara itu, diungkapkan Senior Advisor Owlexa Healthcare Indar Siswanto, teknologi merupakan kunci bagi perubahan. Meski demikian, perubahan tersebut harus dilakukan dengan bijak karena sasaran yang dilayani adalah people. Perusahaan bisa memberikan pengalaman yang berharga dan berkesan bagi karyawan dengan mengoptimalkan teknologi karena saat ini orang-orang bekerja secara berjauhan atau dari rumah.

"Diharapkan teknologi bisa memaksimalkan fungsi human capital, yang mana tidak hanya membantu aktivitas yang sifatnya rutin/administratif, melainkan juga ke hal yang lebih strategis sebagai business partner bahkan game changer,” tegas Indar.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)