Program vaksinasi yang mulai dijalankan pemerintah di tahun ini diharapkan dapat membantu memulihkan ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19. Mengingat, dalam setahun terakhir pandemi, ekonomi Indonesia ikut terkonstraksi. Melalui program vaksinasi, ditargetkan ekonomi Indonesia kembali tumbuh 5%.
Diterangkan Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH, Chairman Indonesia Health Economic Association dalam ‘Dialog Produktif, Pengelolaan Kesehatan dengan Vaksin’ yang digelar KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) pada Maret ini (10/3), secara umum, kajian ilmiah menunjukkan bahwa investasi vaksin satu dolar dapat menghasilkan keuntungan ekonomi delapan dolar.
“Katakanlah kita belanja vaksin tahun ini Rp 100 Triliun, namun begitu ekonomi kita tumbuh dengan proyeksi 5%, itu luar biasa dampaknya. Saya harap semua pemangku kepentingan, pemimpin nasional maupun daerah, sama-sama memperjuangkan vaksinasi sebagai salah satu cara paling efektif, efisien, dan paling cepat untuk memulihkan kesehatan diri dan sekaligus menggerakkan ekonomi di masa depan,” yakin Prof. Hasbullah.
Lebih jauh ia menegaskan, sebagian kecil masyarakat memang masih belum memahami manfaat vaksin bagi kepentingan bersama ini. Cara terbaik untuk memberikan kesadaran dan ketenangan bagi keraguan masyarakat ini adalah dengan memberikan contoh langsung oleh pimpinan dan tokoh masyarakat.
Dia percaya bahwa masyarakat Indonesia perlu diberi pendekatan komunikasi yang lebih baik agar memahami bahwa kepentingan program vaksinasi ini adalah kepentingan bersama dan berdampak luas bagi ekonomi nasional. “Vaksinasi bukan hal baru bagi Indonesia, kita sudah menjalankannya sejak 50 tahun lalu, mulai dari vaksinasi cacar, polio, BCG, dan sebagainya,” ucapnya.