MIX.co.id - Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kementerian Kominfo menggelar program Creative Talks Pojok Literasi bertajuk “Petani Milenial Dongkrak Ekonomi Sektor Pertanian”, pada hari ini (9/11). Digelar secara hybrid (offline dan online), program ini merupakan hasil kolaborasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Program ini juga disiarkan secara live streaming melalui kanal Youtube Ditjen IKP Kominfo.
Sejumlah pembicara dihadirkan pada program tersebut. Di antaranya, Wakil Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Ir. Syam Arjayanti, MPA, Kaprodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta Artita Devi Maharani, S.P., M.A, dan Petani Kreatif Sambung Ganda Gaib Asih Santoso.
Dalam sambutannya saat membuka acara webinar Creative Talks Pojok Literasi, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo Septriana Tangkary, yang mewakili Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong, mengatakan, “Saya berharap inovasi dan terobosan antara lain melalui reformasi pertanian, intensifikasi produksi, dan peningkatan akses pasar, menjadi upaya nyata yang harus diimplementasikan pelaksanaannya di lapangan secara konsisten untuk mewujudkan kesejahteraan petani.”
Sementara itu, dalam paparannya, Syam Arjayanti menegaskan bahwa pembangunan di sektor pertanian dibutuhkan dukungan dari sumber daya manusia (SDM) pertanian yang maju, mandiri, dan modern. “Adapun inovasi yang membedakan petani milenial dan konvensional tercermin dari matangnya perencanaan bisnis serta kemampuan menganalisis peluang, sehingga tidak menggantungkan diri kepada pemerintah,” ucapnya.
Persepsi generasi muda yang beranggapan bertani itu tidak keren, penghasilan kecil dan tidak tentu, tidak ada jaminan masa depan, kotor dan tidak rapi tentu saja harus diubah. “Menjadi petani itu tidak hanya memberi kebaikan untuk yang dekat, tapi manfaat kebaikannya dapat dirasakan masyarakat lebih luas. Contohnya, dengan bercocok tanam, maka kita dapat berkontribusi untuk memberikan oksigen,” yakin Gaib.
Sementara itu, Artita menegaskan tentang pentingnya peran milenial untuk meneruskan kegiatan di sektor pertanian agar dapat mewujudkan kembali kejayaan Indonesia di masa lalu sebagai negara agraris. “Generasi milenial dapat menjadi jembatan generasi Z dalam hal pendampingan penerapan digitalisasi pertanian, khususnya dalam implementasi smart farming,” pungkasnya.