MIX.co.id - Perang teknologi finansial (fintech) dinilai mampu mempercepat inklusi keuangan di Indonesia. Lantaran, fintech dapat membantu menyediakan akses produk finansial pada masyarakat yang belum memiliki akses ke perbankan.
Ditegaskan Venture Partner East Ventures Avina Sugiarto, pihaknya optimistis dengan pertumbuhan fintech-fintech di Indonesia saat ini, karena dapat memacu peningkatan inklusi keuangan dan menyongsong masa keemasan ekonomi digital Indonesia.
“Industri fintech di Indonesia sangat menjanjikan, mengingat literasi dan inklusi keuangan masyarakat masih relatif rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Indeks literasi keuangan Indonesia menurut survei nasional masih di angka 76%,” katanya.
Lebih jauh Avina menuturkan bahwa salah satu hal yang mendorong pertumbuhan fintech di Indonesia adalah pandemi Covid-19. “Saat ini tingkat penetrasi internet di Indonesia juga meningkat 74% atau mencapai sekitar 200 juta penduduk. Ini akan memacu pertumbuhan fintech di Indonesia,” yakinnya.
Ditambahkan CEO & Co-Founder KoinWorks Benedicto Haryono, untuk mengejar target inklusi keuangan sebesar 90% pada 2024, perlu perhatian khusus terhadap infrastruktur, edukasi, serta regulasi. Infrastruktur meliputi sumber daya manusia dan internet. Dalam hal edukasi, semua pihak, termasuk pelaku industri dan media, turut menjelaskan efek positif maupun negatif dari fintech. Sementara aspek regulasi, terkait dengan perlindungan konsumen hingga kemudahan akses data oleh pemerintah.