MIX.co.id - “Keterbatasan itu bukanlah batasan”. Ini adalah kata-kata yang selalu Yohanes Auri pegang sejak bangku kuliah, saat Ia masih hanya bermimpi untuk memiliki perusahaan sendiri.
Banyak aral melintang yang menantangnya, tapi setelah 17 tahun berusaha, Tuhan tidak hanya sekedar menjawab usahanya, Auri—panggilan dekatnya—mendapat sesuatu yang lebih besar dari yang Ia impikan.
Perjalanan yang Ia lewati hingga menjadi dirinya yang sekarang bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan perjuangan dan keuletan. Ibarat tangga, harus meniti setiap anak tangga untuk sampai di atas. Laki-laki mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Bina Nusantara (Binus) yang menyukai tantangan dan hobi bekerja ini mengawali bisnisnya tahun 2006, dari sebuah kamar tidur yang disulap menjadi kantor untuk mengerjakan proyek desain grafis dengan fasilitas komputer Pentium III. Ia menyulap ide-ide menjadi karya project pekerjaan yang berhubungan dengan desain grafis, seperti logo, kalender, company profile, hingga annual report perusahaan. Awalnya, Ia beri nama usaha kecilnya itu Flux Design.
Seperti kata ‘Flux’ sendiri yang berarti “perubahan yang terus menerus ke arah yang lebih baik”, Auri tidak berhenti dan puas ketika sudah memiliki Flux Design. Ia perlahan dan pasti membangun dan membesarkan perusahaannya hingga menjadi sebuah creative dan digital agency bernama Idenya Flux, yang mengerjakan brand besar dari XL Axiata hingga Uniqlo. Tidak puas di situ, Auri yang selalu maju, sekarang menciptakan sebuah perusahaan induk (holding), Flux Creative Universe, yang menaungi 8 entitas. “Saya bersyukur dan berterima kasih atas semua yang diberikan Tuhan kepada saya,” ujar Auri, yang sekarang membalas budi dengan menjadi angel investor bagi insan kreatif dalam grup holding miliknya.
Setelah lulus kuliah tahun 2006, Auri mendirikan Flux Design sebagai buah obsesinya untuk memiliki perusahaan, dan juga untuk membuktikan kesuksesan kepada orang tuanya. Saat itu modal Auri pas-pasan, dan dia masih handle semuanya sendirian. Namun Auri tidak kehabisan cara, Ia lantas mengirimi penawaran melalui fax ke berbagai klien dan perusahaan, tanpa adanya contact sebelumnya.
Awalnya, sebagian besar menolaknya. Di sinilah keteguhan Auri untuk mewujudkan impiannya diuji. Ia tidak pernah berhenti berdoa. “Ternyata Tuhan menjawab doa saya. Setelah lulus kuliah saya mendapatkan project pertama saya dari seorang relasi di gerejanya yang kala itu nilainya cukup besar,” kenangnya.
Masuk di tahun 2008, Flux Design berkembang semakin pesat. Banyak proyek-proyek terus berdatangan hingga akhirnya Auri mampu merekrut dua orang karyawan untuk membantu mengerjakan pekerjaannya. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2010, Flux Design resmi menjadi PT, yakni PT Flux Asia Solusindo.
Seiring berjalannya waktu, berbagai klien mulai menghampiri untuk memakai jasanya. Namun, Auri melihat jika Flux Design tetap di comfort zone-nya, Ia tidak akan bisa maju. Bahkan, dengan tingginya price war antara design agency, Flux Design punya risiko untuk gulung tikar.
Namun Auri berpikir, jika masalah ini bisa menjadi sebuah kesempatan besar. Bersama dengan sebuah kesempatan yang datang ketika Flux Design memenangkan pitching untuk mengerjakan advertising campaign untuk Citilink, Auri bertekad untuk mengubah Flux Design menjadi sebuah full service agency yang mahir dalam bidang design, digital marketing, dan creative advertising.
Perubahan ini sendiri tidak terjadi semudah membalik telapak tangan. Banyak mindset dan kebiasaan yang works untuk sebuah design agency, tidak bisa diterapkan untuk sebuah full service agency. Auri harus memimpin timnya untuk belajar semuanya dari awal. Tapi hasil tidak pernah mendustakan usaha, dan perusahaan yang dulunya hanya sebuah Graphic House kemudian menjelma menjadi sebuah creative & digital agency dengan layanan service yang jauh lebih luas dan beragam seperti pembuatan strategy campaign dari Above The Line, Below The Line, video komersial, sampai digital social media maintenance.
Dengan perubahan ini, Auri sebagai founder dapat menjaga Idenya Flux untuk terus menghasilkan ide-ide emas dan mengubah setiap tujuan klien menjadi emas yang berharga.
Sejak berubah menjadi full service agency, nama Idenya Flux semakin moncer. Ditandai dengan keberhasilan perusahaan sampai saat ini sudah menggarap 168 kampanye dari 70 brand besar seperti XL Axiata, Bank Mandiri, BNI, Bank Mega, AIA, Uniqlo, Kapal Api Group, Orang Tua Group dan lain-lain hingga saat ini, sebuah pencapaian yang luar biasa.
Luar biasa, karena pencapaian tersebut diraih di tengah persaingan ketat antar perusahaan advertising lokal maupun global di Tanah Air. Idenya Flux mampu menaklukkan pasar dan dapat eksis dalam industri kreatif di Tanah Air karena Idenya Flux memiliki value added services yang menjadi diferensiasinya, yakni fleksibilitas dan kecepatan.
Fleksibilitas diartikan sebagai kompetensi Idenya Flux untuk menyesuaikan kebutuhan klien dalam menciptakan (create) dan menjalankannya (eksekusi) hingga meraih sukses dalam sebuah kampanye. Sedangkan kecepatan adalah bagaimana Idenya Flux mengadaptasi tren secara cepat dan tepat, terutama pada kampanye digital, melalui kampanye yang fresh dan relevan bagi audiens yang menjadi target klien.
Tidak berhenti di sini, tahun 2021 Auri kembali menorehkan prestasi yang patut diacungkan jempol, yakni ketika Ia membentuk Flux Creative Universe sebagai holding group yang fokus membangun jaringan bisnis kreatif dengan kumpulan entitas dengan kemampuan, karakter, dan kekuatan beragam yang dipunggawai kalangan milenial.
Kehadiran Flux Creative Universe merupakan salah satu wujud eksistensi seorang Yohanes Auri dalam memperlebar sayap bisnis di industri kreatif. Kepeduliannya untuk mengembangkan perusahaan ritisan (startup) di bidang kreatif Tanah Air sejalan dengan semangat kolaborasi untuk menghadirkan jasa full service agency yang memiliki karakter dan ide-ide cemerlang sehingga lebih menonjol dibandingkan dengan perusahaan kreatif lainnya.
Selain itu, menurut Auri, banyak agensi periklanan lokal yang tidak bisa berkembang padahal mereka menghasilkan karya-karya segar dan inovatif. Salah satu penyebab adalah kurangnya pengalaman manajemen perusahaan. “Saya ingin berbagi berkat kepada orang lain berdasarkan pengalaman yang saya miliki karena saya pernah di posisi tersebut, selain tidak semuanya dapat kita lakukan sendiri”, ujarnya.
“Makanya, Flux Creative Universe hadir untuk menaungi dan memberikan mentoring untuk membantu usaha mereka agar bisa eksis. Selain mengucurkan investasi, Flux Creative Universe akan membantu para entitasnya mengembangkan usaha dan mendapatkan new business, serta dukungan manajemen yang baik” papar Auri lagi.
Konsep yang diusung Flux Creative Universe adalah creative...