PERSAINGAN AMDK KEMASAN GALON: ADU KUAT ISU KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

Perkembangan konsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) galon di Indonesia menunjukkan grafik yang terus meningkat, membuat persaingan di industri ini semakin kompetitif. Gaya bersaing pemain di industri AMDK ini pun makin menarik.

Dalam diskusi Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta (KJEJ), 15 Juni lalu disebutkan, menurut data Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas), pada 2022 penjualan AMDK galon bermerek meningkat sebesar 3,64%. Total produksi mencapai 10,7 miliar liter dengan nilai penjualan yang mengesankan, Rp 9,7 triliun.

Di tengah sengitnya kompetisi, dua merek besar, Danone Aqua dan Le Minerale dari Mayora Group, menunjukkan keterampilan mereka dalam berjuang memperebutkan pangsa pasar. Aqua, merek yang telah lama memimpin pasar di industri ini, mendapatkan tantangan signifikan dari pendatang baru, Le Minerale. Kedua merek terus berusaha menciptakan diferensiasi sebagai strategi bersaing.

Sebagai pemimpin pasar, Aqua berupaya memperluas pasar secara keseluruhan. Mereka mencoba mendapatkan lebih banyak pengguna, merangsang penggunaan produknya, dan mempertahankan loyalitas pengguna lama. Tantangan terbesar pemimpin pasar adalah menjaga dan melindungi bisnis mereka dari serangan pesaing, memperbaiki kelemahan yang dapat memberikan peluang bagi pesaing, serta meningkatkan pangsa pasarnya meskipun ukuran pasar tetap konstan.

Di medan persainagn ini, Aqua memilih strategi berbasis keberlanjutan dan ramah lingkungan. Mereka menekankan bahwa galon mereka dapat digunakan berulang kali, sehingga dapat mengurangi jumlah sampah plastik. Dalam iklannya, Aqua menunjukkan bahwa penggunaan satu galon mereka, meski kapasitasnya besar, cukup dan ramah lingkungan.

Di sisi lain, Le Minerale sebagai penantang pasar, memilih strategi diferensiasi. Dalam upaya untuk meraih lebih banyak pangsa pasar, mereka menciptakan perbedaan dengan pemimpin pasar. Le Minerale mengambil pendekatan unik dengan berfokus pada aspek kesehatan produk mereka.

Dalam kampanye iklan mereka, Le Minerale menekankan bahwa teknologi galon sekali pakai yang mereka gunakan mampu menyediakan air yang lebih bersih, aman, dan sehat dibandingkan dengan metode pengemasan lainnya. Le Minerale juga memperkenalkan kepada publik isu Bisfenol A (BPA), bahan kimia yang biasanya digunakan dalam produksi plastik seperti botol minuman dan wadah makanan kaleng misalnya.

Di beberapa negara, penggunaan bahan yang berfungsi agar lebih kokoh untuk gallon dan menghidari karat untuk kaleng, dibatasi. Indonesia sendiri sampai saat ini belum memiliki regulasi khusus yang melarang penggunaan BPA dalam pembuatan botol plastik atau wadah makanan.

Persaiangan di industri AMDK ini makin menarik karena kedua merek telah menemukan strategi unik mereka dalam bersaing di pasar AMDK galon. Le Minerale menekankan aspek kesehatan dan kebersihan, sementara Aqua memilih pendekatan keberlanjutan dan ramah lingkungan. Kedua pendekatan ini menawarkan alternatif yang berbeda bagi konsumen, yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan.

Strategi ini, tentu saja, akan terus berkembang dan beradaptasi seiring perubahan permintaan pasar dan tren konsumen. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa strategi yang sukses harus tetap menjaga keseimbangan antara kebutuhan bisnis dan tanggung jawab sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)