MIX.co.id – Industri Fast Moving Consumer Good (FMCG) erat berkait dengan permasalahan lingkungan, dimulai dari level produksi hingga level konsumen.
Pada level konsumen, dikenal sampah plastik sampah dan HDPE atau High-Density Polyethylene digunakan sebagai botol deterjen dan botol shampoo. Sampah-sampah tersebut mencemari lingkungan.
Sustainability Champion & Senior Brand Manager P&G Indonesia, Ariandes Veddytarro, mengungkapkan bahwa perusahaan mengambil langkah melalui program Conscious Living, di mana P&G membawa masyarakat, baik dari internal P&G, maupun masyarakat awam, untuk lebih sadar (conscious) dalam penanganan sampah.
“Awalnya bergerak dengan menjalankan satu program Green Plant/Green Manufacturing. Dari sana banyak sekali inisiatif, mulai dari pengelolaan karbon emision, hingga pengelolaan air di manufaktur kita,” ujarnya dalam diskusi panel pada acara “Industry Sustainability Festival 2022” yang diadakan di Jakarta pada pekan lalu (2/12).
Program Conscious Living merupakan program pengelolaan sampah dimulai sampah organik sampai anorganik, terutama sampah plastik, sachet, multilayer dan sampah HDPE.
Dijelaskan, program ini bermula dari test and learn pada komunitas yang paling kecil, yaitu karyawan P&G itu sendiri. Tujuannya untuk mendapatkan masukan dari karyawan jika program internal ini sukses berjalan, maka dilaksanakan program eksternal dengan kapasitas yang lebih luas.
“Antusias karyawan sangat besar sekali sehingga kita bawa ke cakupan yang lebih besar lagi. Dari sini, kita mulai bekerjasama dengan retailer, customer untuk terlibat dengan shopper,” papar Andes, sapaan akrab Ariandes.
Program Conscious Living mulai dijalankan tahun lalu di Jawa Barat, berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan Dinas Lingkungan Hidup, serta mendapat dukungan dari Eco Agency. Masyarakat bisa turut berpartisipasi untuk mengumpulkan sampah kemasan dan mendaur-ulangnyasehingga menciptakan economic circular.
“Dampak dari 1,5 tahun program Conscious Living ini, terkumpul lebih dari 60 ton sampah HDPE dan multilayer, yang mana dikelola menjadi barang-barang yang bisa digunakan kembali. Target P&G adalah menciptakan sebuah Closed Loop Ecosystem,” tandas Andes. ()