Baru-baru ini, Pigeon melakukan penelitian mengenai “Perilaku menyusu ASI pada bayi” di Pusat Riset Pigeon ‘Joso Laboratory’ di Jepang. Bekerja sama dengan para dokter anak dari berbagai universitas terkemuka, Pigeon merancang produk botol dan dot berkualitas sebagai alternatif dan solusi agar Ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya pada berbagai kondisi.
“Semua produk botol Pigeon dikembangkan dengan bahan BPA Free dan tinta Food Contact Grade begitu juga dengan botol motif Batik, sehingga sesuai digunakan untuk wadah makanan bayi,” ungkap Anis Dwinastiti, General Manager Marketing Division Pigeon.
Pigeon telah lama berkontribusi dalam melestarikan kebudayaan dan warisan nenek moyang, dengan memperkenalkan inovasi produk botol motif batik sejak tahun 2014 lalu. Tak hanya produk botol motif batik, pada tahun 2016, Pigeon juga mempersembahkan kain batik cap bermotif kupu-kupu dan bangau serta kain batik tulis bermotif kupu-kupu dan parang di tahun 2017. Produk ini melengkapi koleksi produk botol bermotif batiknya.
Tahun 2020 ini merupakan tahun ke-7, di mana Pigeon kembali memperlihatkan komitmen dan kontribusi dalam melestarikan batik dengan mengembangkan botol motif batik yang berkolaborasi dengan desainer batik berbakat Iwet Ramadhan. Pigeon bersama dengan Iwet Ramadhan berkolaborasi sejak awal Pigeon memperkenalkan koleksi pertama botol batiknya.
Kolaborasi berkelanjutan ini tentunya dikarenakan adanya kesamaan prinsip untuk mengembangkan produk berkualitas dan melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa. Meskipun saat pandemi, Pigeon dan Iwet Ramadhan tidak terkendala untuk terus berkarya dengan memperkenalkan botol motif batik yang kali ini terdapat empat motif, yakni Padma sebagai simbol kesucian dan kemurnian;
Bangau sebagai simbol kebahagiaan; Kupu-Kupu sebagai simbol cinta abadi; dan Awan sebagai simbol kebahagiaan dan harapan.
Sementara itu, motif batik unggulan pada botol Pigeon tahun ini, yakni Teratai (Padma) yang terinspirasi dari proses pertumbuhan tanaman Teratai yang hidup di lumpur dalam air dan dapat survive di segala kondisi cuaca maupun keadaan, yang akhirnya dapat menghasilkan bunga teratai yang cantik di permukaan air.
“Inspirasi dan filosofi Teratai (Padma) ini dinilai sesuai dengan kondisi saat ini dimana kita sedang bertahan dari pandemi namun tetap semangat untuk percaya bahwa pada akhirnya nanti akan ada kehidupan yang indah, layaknya bunga teratai,” lanjut Anis.
Iwet Ramadhan dan Pigeon rencana akan terus menciptakan motif-motif batik yang indah dengan filosofi di dalamnya untuk diperkenalkan oleh orang tua kepada generasi penerus bangsa. Setiap motif batik pada botol Pigeon dikembangkan tak semata demi hal keindahan saja, tetapi juga memiliki filosofi bagaikan doa terbaik orang tua untuk pertumbuhan buah hatinya.
Selain botol motif batik Teratai, tahun ini Pigeon juga meluncurkan Feeding set dan Kain batik tulis motif Phoenix. “Ke depan, akan juga diluncurkan kain batik tulis dan pouch batik Teratai hasil karya pembatik ibu-ibu Rusunawa Pulogebang binaan Iwet Ramadhan, sebagai kelanjutan dan konsistensi Pigeon untuk mendukung para pembatik Indonesia agar tetap dapat berkarya dan melestarikan kebudayaan batik Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, sebagai bentuk kepedulian Pigeon terhadap anak-anak yang kurang beruntung, Pigeon akan mendonasikan sebagian penjualan botol batik Teratai, kain batik tulis Phoenix, dan kain batik tulis serta pouch batik Teratai kepada Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-Langit (YPPCBL) untuk kegiatan operasi celah bibir dan langit-langit senilai Rp 165 juta.