Bantu Kerja.com, platform hub berbasis web yang dihadirkan PT Matata Edu Inovasi pada 2016 lalu, hari ini (14/4) resmi memperkenalkan program #MagangVirtual. Program ini digagas oleh dua pendiri Bantu Kerja, yakni Enrico Pitono dan Tari Sandjojo.
“Selama enam belas tahun bekerja di bidang perbankan di Indonesia, ada satu hal yang selalu mengganggu pikiran saya terkait dengan kualitas pekerja magang yang datang dan pergi di tempat saya bekerja. Mereka rata-rata tidak dilengkapi dengan kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan mereka sehari-hari,” cerita Enrico, Founder Matatacorp, holding company PT Matata Edu Inovasi.
Kemampuan yang dimaksud merujuk pada soft skills yang sangat mendasar, yakni berinteraksi, berkomunikasi, sekaligus kemampuan menempatkan diri di tengah dunia kerja yang notabene berbeda dengan dunia sekolah atau kuliah.
Senada dengan Enrico, Tari Sandjojo, psikolog dan pendidik yang saat ini memimpin tim Matata Edu Inovasi, juga mengakui bahwa sekian puluh tahun berkecimpung di dunia pendidikan dengan spesialisasi sebagai learning designer, ia melihat ada gap akibat dari ketidakluwesan kurikulum dalam merespon kebutuhan dari industri penyerap tenaga kerja.
“Yang saya alami dan pahami sebagai pendidik selama ini adalah siswa-siswa itu akan lebih senang dan terpacu untuk belajar jika diterjunkan langsung ke dalam situasi sebenarnya. Setelah itu, barulah para pendidik bisa berperan membuat kurikulum demi mengisi kekurangan-kekurangan sesuai dengan permasalahan yang sedang dialami anak-anak didiknya itu,” papar Tari.
Oleh karena itu, platform Bantu Kerja dengan program #MagangVirtual hadir untuk menjawab permasalahan itu. “Idenya adalah menjembatani kebutuhan industri dengan ekspektasi dari pemagang. Karena di situlah banyak terjadi gap. Tak hanya mempertemukan dan membiarkan kedua belah pihak itu berinteraksi sendiri, platform Bantu Kerja juga berlaku sebagai fasilitator komunikasi antar kedua belah pihak mengenai berbagai proyek magang yang ditawarkan di dalamnya,” ungkap Tari.
Melalui platform Bantu Kerja ini, tiap mitra industri yang membutuhkan tenaga magang, bisa memposting proyek-proyek magang yang mereka punya, untuk kemudian di-bid oleh calon pemagang. “Sebagai empunya proyek, pemberi magang bisa memberi pembekalan berupa kisi-kisi serta tips dan trik tentang proyek tersebut,” lanjutnya.
Sejak proses bidding dan selama proyek berjalan, pemberi proyek bisa mulai menilai dan memilah pemagang mana saja yang sesuai dengan kriteria mereka. Jika kemudian hasil akhirnya sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan, pemagang berkesempatan terpilih untuk dipakai lagi ke depannya, jika memang ada proyek baru lainnya.
Bagi para calon pemagang, selain berkesempatan magang di berbagai jenis dan varian proyek, platform Bantu Kerja juga menawarkan pembekalan berbentuk modul-modul yang isinya bersifat komplementer terhadap apa yang sudah didapatkan di bangku sekolah.
“Kami membuat modul-modul tersebut berdasarkan tabulasi problem yang kerap ditemui dalam interaksi antara pemberi dan penerima magang. Selanjutnya, kami sesuaikan dengan kurikulum bersama guru-guru dari beberapa sekolah,” tutur Tari, yang menyebutkan para pemagang yang dibidik adalah mereka yang berusia 14-24 tahun.
Memasuki masa pandemi, diakui Tari, terjadi lonjakan pengguna yang cukup signifikan. “Memasuki Mei 2020 lalu, terasa sekali lonjakan user-nya. Lalu semakin ke sini, kami juga makin mudah untuk mencari mitra industri pemberi proyek magang. Fenomena ini seiring dengan banyaknya perusahaan, terutama di level small medium enterprise yang terpaksa merumahkan karyawannya, tapi load pekerjaan tak berkurang,” tegas Tari.
Pada 2017, kiprah Bantu Kerja menarik perhatian Education Development Center Indonesia, lembaga nirlaba yang fokus pada pengembangan sistem dan pola pendidikan di Indonesia. PT Matata Edu Inovasi dipercaya sebagai mitra implementasi dengan platform Bantu Kerja sebagai basis implementasi program AWARE (Accelerated Work Achievement and Readiness for Employment) batch 2, “Bengkel Digital”. Kerja sama ini berlanjut di batch 3, “Kelas Industri”, yang berlangsung mulai 2020 lalu hingga 2022 mendatang.