Xiaomi, perusahaan ponsel terkemuka asal Tiongkok mulai memproduksi perangkat lokal di Indonesia. Langkah ini sekaligus mempertegas komitmen Xiaomi terhadap peraturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Dengan melakukan pemenuhan tingkat komponen lokal, Xiaomi telah memenuhi aturan TKDN dimana nilai atau besaran dari tingkat produksi komponen perangkat keras maupun perangkat lunak telah memenuhi standar penjualan smartphone 4G di Indonesia.
“Memulai produksi lokal di Indonesia merupakan sebuah bukti akan pentingnya pasar Indonesia bagi Xiaomi, sekaligus menandai komitmen kami untuk terus tumbuh di Indonesia,” ujar Wang Xiang, Senior Vice President Xiaomi, di acara Xiaomi “Kami Buatan Indnesia” yang dihgelar di Jakarta, Jumat pekan lalu (10/2), dan dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara beserta jajaran instansi terkait, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok, dan CEO PT Erajaya Swasembada Tbk. Hasan Aula.
Untuk memproduksi perangkat ponselnya di Indonesia, Xiaomi bermitra dengan Erajaya Swasembada, PT Sat Nusapersada, dan TSM Technologies. Pabrik lokal berlokasi di Batam, yang merupakan bagian dari segitiga ekonomi Indonesia-Malaysia-Singapura sekaligus zona perdagangan bebas yang juga dikenal sebagai kota industri serta pusat transportasi.
Ponsel pintar Xiaomi pertama yang akan diproduksi di Indonesia adalah Redmi 4A yang dilengkapi dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 425, dual sim dan didukung jaringan 4G. Ponsel dijual melalui jaringan toko Erafone dan didistrubusikan oleh PT Teletama Artha Mandiri (TAM) ke seluruh toko ponsel tradisional Indonesia mulai akhir Februari 2017.
“Kami berharap, melalui produksi lokal, kami dapat memegang peranan penting dalam membangun kemampuan negara ini untuk memproduksi perangkat keras maupun lunak untuk produk ponsel pintar,” kata Wang Xiang.
Sementara CEO Erajaya Swasembada Hasan Aula, mengaku bahwa Erajaya telah bekerjsama dengan Xiaomi sejak 2014.
