Herbalife kembali merilis hasil studi “Herbalife Nutrition Myths Survey 2020” terhadap praktisi kesehatan di lima negara di Asia Pasifik--termasuk Indonesia--sepanjang Mei 2020. Dari hasil studi itu terungkap bahwa 90% praktisi kesehatan di Indonesia sangat yakin akan pengetahuan terkait nutrisi yang mereka miliki. Selain itu, 70% praktisi kesehatan di Indonesia percaya bahwa konsumen millennials (usia 24 hingga 39 tahun) adalah segmen yang paling banyak mendapat edukasi nutrisi yang paling baik.
Fakta lainnya, 66% praktisi kesehatan di Asia Pasifik meyakini bahwa perusahaan nutrisi menjadi sumber informasi nutrisi yang akurat. Adapun 83% praktisi kesehatan di Asia Pasifik meyakini bahwa praktisi kesehatan menjadi sumber informasi nutrisi yang akurat.
Sementara itu, 73% praktisi kesehatan di Asia Pasifik juga mengakui bahwa perusahaan nutrisi menjadi kanal informasi nutrisi yang paling bermanfaat bagi mereka. Selanjutnya, 85% praktisi kesehatan di Asia Pasifik juga mengakui bahwa praktisi kesehatan menjadi kanal informasi nutrisi yang paling bermanfaat bagi mereka.
Untuk itu, sebagai rangkaian kampanye “Get Moving With Good Nutrition” (GMGN), perusahaan nutrisi global, Herbalife Nutrition, kembali menggelar “eWellness Tour 2020” dengan menghadirkan Chairman of Herbalife Nutrition Institute, Dr. David Heber, pada penghujung tahun 2020.
Corporate Communications Manager Herbalife Nutrition Indonesia Intan Pratiwi Darmawanti, mengungkapkan apresiasinya kepada praktisi kesehatan yang selama ini telah menjadi salah satu sumber terpercaya masyarakat dalam mendapatkan informasi seputar nutrisi dan kesehatan.
“Hal ini perlu diperkuat dan terus dijaga agar masyarakat memiliki pengetahuan nutrisi yang tepat dan bermanfaat dalam menjaga kesehatan. Sebagai perusahaan nutrisi, kami juga berkomitmen untuk bersama dengan praktisi kesehatan di Tanah Air untuk menjadi sumber referensi masyarakat dalam mendapatkan informasi seputar nutrisi dan kesehatan,” katanya pada konferensi pers yang digelar secara virtual hari ini (12/11).
Pada kesempatan itu, Dr. Heber menyampaikan materi terkait nutrisi seimbang yang diimbangi dengan olahraga teratur untuk menghindari potensi mengidap penyakit degeneratif di kemudian hari.
“Nutrisi seimbang yang dilengkapi dengan olahraga teratur adalah hal penting dalam menjaga kebugaran tubuh. Hal ini telah mejadi resep bagi sebagian besar orang di seluruh dunia. Jadi, penting untuk menghindari pola hidup sedentari atau kebiasaan-kebiasaan yang tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau tidak banyak melakukan gerakan. Kebiasaan ini merupakan pintu untuk menuju ke berbagai penyakit degeneratif yang akan merugikan di kemudian hari,” terang Dr. Heber.
Lebih lanjut Dr. Heber menegaskan bahwa telah banyak penelitian yang mengkaitkan kebiasaan sedentari dengan obesitas dan berujung pada diabetes. Pada 2013, lebih dari 380 juta orang di seluruh dunia terkena diabetes dan diperkirakan akan mendekati 600 juta pada tahun 2035. Kendati tidak berarti bahwa semua orang yang mengalami obesitas akan diabetes, namun studi dari National Center for Biotechnology Information, Amerika Serikat, menemukan hubungan langsung antara keduanya.
“Jawaban dari diabetes adalah perbaikan pola makan dan berolahraga lebih sering. Sederhananya, menghindari diabetes adalah tentang membuat keputusan lebih sehat tentang komitmen berolahraga dan apa yang kita konsumsi,” ia menyarankan.