MIX.co.id – Bulan puasa adalah momen yang harus dimanfaatkan keluarga dalam mendidik mental anak. Keluarga adalah elemen dasar dalam menancapkan psikologis anak. Kedekatan emosional anak dengan orang tua, dengan saudara kandung adalah kunci dalam menggembleng mental anak.
Hal itu disampaikan Head of Marketing Sari Murni Group, Bernando Pardamean, terkait mempersiapkan mental anak untuk berpuasa.
Dijelaskan, salah satu aktivitas utama yang dilakukan di bulan ini adalah berpuasa yang memiliki banyak nilai filosofis kebaikan terutama dalam hal mengontrol diri yang tentunya sangat butuh dilatih sedari dini.
“Bulan puasa adalah momen yang harus dimanfaatkan keluarga dalam mendidik mental anak,” ujar Bernando dalam keterangan pers, Jumat (31/3), di Jakarta.
Pihaknya sangat mendukung adanya keterikatan yang kuat antara anak dengan orang tua. Hal ini dibuktikan melalui challenge #PuasaBarengMomogi untuk mendukung orang tua mengajarkan anak puasa agar lebih menyenangkan.
Sementara itu, psikolog Saskhya Aulia Prima menuturkan bagi anak-anak tujuan utama berpuasa adalah merasakan rasa senang melewati bulan Ramadhan agar tumbuh rasa cinta mereka dalam melewati semua proses ibadah yang terjadi di bulan ini.
“Perbanyak diskusi, nonton, ataupun membaca buku-buku yang bisa membantu anak memahami keistimewaan bulan Ramadhan,” katanya.
Ia menambahkan, ada beberapa persiapan yang bisa dilakukan dalam rangka melatih anak berpuasa, seperti mulai mengenalkan anak tentang keistimewaan bulan Ramadhan, melibatkan anak dalam kegiatan yang menyenangkan dalam menyambut Bulan Ramadan, seperti mendekorasi rumah atau memilih menu-menu makanan.
Selanjutnya, membuat bucket list aktivitas dan misi yang bisa dilakukan selama bulan Ramadan, mulai pelan dan perlahan untuk durasi berpuasa anak. Bagi yang sudah lebih besar rata-rata sekitar 7-9 tahun bisa mencoba untuk melakukan setengah hari berpuasa, usia di bawahnya bisa hanya beberapa jam saja.
Berikan anak dukungan emosional saat menahan lapar, haus, bosan, dan rasa kesal. Bantu anak untuk lebih merasa nyaman dan mencari kegiatan distraksi untuk membantu mereka menjalankan latihan berpuasa, seperti bermain board games atau jalan-jalan. “Jangan lupa puji proses anak selama melakukan usaha berlatih berpuasa,” kata Saskhya tandas. ()