MIX.co.id – Merayakan ulang tahun ke-25, Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) menyelenggarakan seminar bertema “Strategi Membangun Industri Suplemen Kesehatan Nasional Menuju Bangsa yang Maju dan Mandiri” di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Seminar menghadirkan para pakar dan narasumber dari dalam negeri maupun mancanegara untuk memberikan paparan dan berbagi pengetahuan di bidang suplementasi.
Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Reri Indriani mewakili Kepala BPOM Penny K. Lukito memberikan apresiasi dan menyambut baik penyelenggaraan seminar.
Kegiatan seminar sebagai upaya melakukan inovasi terbaru yang mendukung kemajuan dan membangun industri suplemen kesehatan nasional menuju bangsa yang maju dan mandiri.
Disampaikan Reri, APSKI sebagai mitra strategis Badan POM diharapkan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memilih produk yang aman dan bermutu, melindungi masyarakat dari penyalahgunaan produk.
“Hal ini sejalan dengan tugas kami dalam melakukan pengawasan pengawasan obat dan makanan, termasuk salah satunya suplemen,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (25/10), di Jakarta.
Turut hadir dalam seminar, Plt. Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eka Purnamasari.
APSKI didirikan pada tahun 1998, dengan membawa visi dan misi membantu masyarakat mengerti dan memahami manfaat suplemen kesehatan sekaligus melindungi masyarakat dari penyalahgunaan produk maupun hal-hal lainnya yang tidak diinginkan.
Ketua Umum APSKI Decky Yao mengatakan, perjalanan selama dua puluh lima tahun terakhir, APSKI tumbuh dan berkembang bersama seluruh perusahaan anggota dengan berbagai tantangan dari waktu ke waktu dengan berbagai dinamika perkembangan industri suplemen kesehatan yang mewarnai baik di dalam negeri, regional ASEAN, maupun internasional.
“APSKI mendukung kemajuan dan membangun industri suplemen kesehatan nasional,” ucapnya.
Kegiatan seminar untuk mengetahui paparan dan pengetahuan seputar informasi mengenai peranan suplemen dalam kehidupan sehari-hari, pelayanan kesehatan dan bagaimana reformasi sistem industri suplemen dilakukan di Jepang.
“Seminar juga sekaligus sebagai edukasi dan dukungan dari pemerintah terkait regulasi dalam upaya strategi membangun industri suplemen kesehatan nasional menuju bangsa yang maju dan mandiri,” lanjut Decky dalam sambutannya.
Saat ini, anggota APSKI terdiri dari 78 perusahaan yang bergerak di bidang industri suplemen kesehatan, baik sebagai manufaktur, distributor maupun komponen pendukung terkait seperti kemasan dan bahan baku.
Pakar dan narasumber yang hadir dalam sesi seminar antara lain Chairman of Japan Alliance of Health Food Association (JAOHFA) Masafumi Hashimoto, Professor for Healthy Ageing University Medical Center Groningen Manfred Eggersdorfer, dan Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Rahmana Emran Kartasasmita. ()