Rayakan Hari Kartini, Prenagen Luncurkan Kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!”

MIX.co.id - Kalbe Nutritionals melalui brand Prenagen merilis kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!” pada momen Hari Kartini (21/4). Melalui kampanye itu, Prenagen ingin mengajak perempuan untuk melihat kehamilan dan peran ibu dengan perspektif baru, bersama-sama mengubah stigma yang masih banyak melekat dan mendukung perempuan untuk dapat menjalani proses kehamilan dengan percaya diri.

Dituturkan Junita, Brand Group Manager Prenagen, pada hari ini (21/4), di Jakarta, "Prenagen sebagai sahabat dari calon modern mom dan para moms masa kini, memahami bahwa kehamilan bukan sekadar proses biologis. Di tengah-tengah itu, ada banyak dinamika emosional, tekanan sosial, dan pertimbangan personal yang tidak selalu terlihat. Sayangnya, banyak perempuan yang masih dituntut harus “siap” secara instan tanpa ruang untuk beradaptasi, memahami betul transformasi ini secara menyeluruh ataupun jujur terhadap keraguan dan ketakutan yang mereka rasakan.”

Sementara itu, berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2022, sekitar 8,2% perempuan Indonesia berusia 15–49 tahun yang sudah menikah, memilih untuk menunda atau bahkan menghindari kehamilan. Angka ini mencerminkan perubahan sikap terhadap peran ibu dan kehamilan di kalangan generasi muda. Fenomena ini tercatat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kesiapan mental, kekhawatiran atas kestabilan ekonomi, tekanan sosial, serta pertimbangan karier dan kehidupan pribadi.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami apa yang sebenarnya menjadi sumber ketakutan atau keraguan perempuan dalam menghadapi kehamilan dan peran sebagai ibu agar tidak berdampak kepada keputusan untuk menunda, bahkan menghindari kehamilan.

Berangkat dari fakta itu, kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!” hadir bukan hanya sebagai bentuk dukungan, tetapi juga sebagai ruang reflektif, dialog, dan inspirasi yang mendorong perempuan untuk berani menyuarakan kekhawatiran mereka tanpa merasa dihakimi.

Psikolog keluarga, Samanta Elsener, menerangkan, “Perjalanan menjadi ibu kerapkali dibayangi berbagai tantangan yang jarang dibicarakan secara terbuka. Banyak perempuan merasa perlu menyembunyikan emosinya karena tekanan sosial. Padahal, rasa takut atau ketidaksiapan menjadi ibu adalah hal yang wajar dan manusiawi. Yang dibutuhkan adalah ruang untuk memproses perasaan itu secara jujur dan tanpa penilaian. Kehamilan seharusnya dijalani dengan kesadaran penuh, bukan dalam kesendirian. Karena itu, penting bagi lingkungan sekitar untuk hadir dengan empati dan dukungan.”

Selain dukungan emosional, kampanye ini juga menyoroti pentingnya pemenuhan nutrisi selama periode emas -- 1.000 hari pertama kehidupan. Peran nutrisi sangat menentukan dalam membantu perempuan merasa lebih siap dalam mengambil peran sebagai ibu dan melahirkan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas.

“Data kami menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang masih mengalami defisit asupan nutrisi penting, khususnya protein, kalsium, DHA, zat besi, dan asam folat. Padahal, kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia pada ibu, keterlambatan perkembangan janin, hingga berat badan lahir rendah,” urai dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, FESICOG.

Menjawab tantangan tersebut, Prenagen hadir sebagai solusi nutrisi esensial melalui rangkaian produk yang diformulasikan secara khusus untuk setiap fase, mulai dari persiapan kehamilan, masa kehamilan, dan menyusui. Mulai dari Prenagen esensis untuk persiapan kehamilan, Prenagen emesis untuk mengurangi mual dan muntah, Prenagen mommy, Prenagen lactamom untuk menyusui, serta Prenagen UHT sebagai nutrisi On-The-Go kapan saja dan di mana saja. Seluruh rangkaian produk Prenagen dirancang dengan mempertimbangkan keseimbangan nutrisi, rasa yang sesuai preferensi ibu, serta kemudahan dalam pencernaan dan penyerapan oleh tubuh.

Tak hanya menghadirkan solusi nutrisi, kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!” juga membuka ruang bagi perempuan untuk berbagi kisah secara jujur dan inspiratif. Salah satunya datang dari Shania Junianatha, penyanyi dan figur publik yang juga seorang ibu. Ia mengungkapkan bahwa dirinya sempat meragukan kesiapan menjadi ibu, terutama dari sisi mental, finansial, dan tanggung jawab. “Namun dengan komunikasi yang terbuka bersama pasangan dan informasi yang kredibel, saya bisa menjalani proses ini dengan lebih tenang,” kisahnya.

Keraguan serupa juga dialami oleh perempuan yang masih berada dalam masa penantian, seperti yang diungkapkan oleh Namira Adzani, seorang Content Creator. Ia menekankan pentingnya solidaritas antar ibu agar bisa saling menguatkan dan mendorong satu sama lain untuk membagikan kisah mereka secara terbuka.

“Dengan begitu, perempuan yang sedang menanti akan merasa lebih kuat ketika tahu banyak perempuan mengalami hal serupa. Karena bagi saya pribadi, kehamilan tidak harus dijalani dalam kesendirian. Justru dengan berbagi, kita belajar menerima diri sendiri dan menumbuhkan empati,” pungkas Namira.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)