Recovery, 60% Konsumen Siap Membelanjakan Uangnya

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada kuartal keempat 2017 tercatat menurun dua peringkat menjadi 125, dibandingkan kuartal sebelumnya di angka 127. Namun, menurut hasil survey Nielsen, posisi Indonesia masih berada dalam urutan ketiga di Asia Pasifik, setelah Filipina (131) dan India (130). Posisi ini juga masih lebih baik China, Vietnam, dan Thailand.

Recovery, 60% Konsumen Siap Membelanjakan UangnyaDikatakan Agus Nurudin, Managing Director Nielsen Indonesia, indeks kepercayaan konsumen (IKK) pada kuartal keempat 2017 dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni prospek lapangan kerja, kondisi keuangan pribadi, dan keinginan untuk berbelanja, dalam 12 bulan ke depan.

Di Indonesia, prospek lapangan kerja turun dari 75% di kuartal ketiga menjadi 70% di kuartal keempat tahun lalu. Menurut Agus, penurunan level ini dipengaruhi tutupnya sejumlah ritel seperti MAP dan 7/11.

Sementara itu, optimisme konsumen akan kondisi keuangan pribadi-nya, stabil di 68% selama dua kuartal terakhir tahun lalu. Menariknya, di kuartal keempat 2017, keinginan konsumen untuk berbelanja dalam 12 bulan ke depan meningkat dari 56% pada kuartal ketiga 2017 menjadi 60% di kuartal akhir 2017.

“Akhir 2017 lalu mulai recovery. Sebanyak 60% konsumen menyatakan bahwa dalam 12 bulan ke depan adalah waktu yang tepat untuk berbelanja. Ini merupakan indikator peluang bagi para pemilik merek, karena itu sangat penting untuk lebih meningkatkan kedekatan dengan konsumen mereka,” ujar Agus.

Menabung dan berinvestasi masih selalu jadi pilihan utama konsumen untuk menggunakan dana cadangan. Di kuartal keempat 2017, sebanyak 67% konsumen memilih untuk mengalokasikan dana cadangan mereka untuk menabung. Sisanya, 44% memilih untuk menggunakannya untuk berlibur, dan 33 persen memilih untuk berinvestasi di saham atau reksadana.

Nielsen juga mengungkapkan kebiasaan konsumen dalam menghemat dana. Sebagian besar konsumen (49%) memilih untuk mengurangi belanja baju baru, mengurangi biaya hiburan di luar rumah (46%), menunda upgrade teknologi baru (43%), mengurangi biaya berlibur (40%), dan mengurangi pembelian makanan siap antar di luar rumah (35%).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)