Tahun 2016 menjadi tahunnya video marketing campaign (kampanye pemasaran melalui video). Hal itu sudah ditandai dengan tren bertumbuhnya video marketing sejak beberapa tahun sebelumnya. Untuk itu, sudah saatnya pemasar mulai menggunakan video sebagai kampanye pemasaran mereka. Hanya saja, perlu diingat, pemasar harus mampu memberikan pengalaman yang berbeda dari video pemasaran yang dirancang.
Berikut ini tiga cara untuk memulai kampanye melalui video marketing di tahun 2016:
#1 Video Pemasaran Harus Interaktif
Perkembangan teknologi memicu para pemasar untuk menemukan cara-cara baru agar tetap terhubung dengan para pengikut (follower), yang tidak lagi ingin mengkonsumsi informasi dengan cara tradisional. Nyatanya, format video telah menyalip teks. Bahkan, bukan tidak mungkin, ke depannya video akan sama popularnya dengan gambar. Sayangnya, format video masih dikemas secara pasif. Padahal, brand membutuhkan keterlibatan lebih banyak dengan konsumen. Oleh karena itu, video interaktif menjadi kebutuhan di tahun 2016 ini.
Sejatinya, video Interaktif memungkinkan pemasar untuk mengubah narasi dan dampaknya pada saat pembuatan video tengah berlangsung. Video interaktif juga memungkinkan pengunjung untuk terlibat dan memilih.
Di tahun 2016, teknologi video interaktif yang dibenamkan di perangkat smartphone juga diprediksi akan makin meningkat dan makin luas. Merek yang mampu mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya untuk makin dekat dengan konsumen atau pelanggan, maka berpeluang untuk memetik kesuksesan.
Salah satu contoh terbaik dari video interaktif adalah Tippex, yang pada saat penulisan, telah menghasilkan 22,2 juta views YouTube (1 juta di antaranya dihasilkan dalam 36 jam pertama dari upload). Tippex melaporkan bahwa penjualan di Eropa meningkat sebesar 30% di belakang kampanye video ini.
#2 Seriuslah Berinvestasi di Social Video
Pada tahun 2015 lalu, jumlah posting video per orang telah meningkat 75% secara global, dan meningkat 94% di Amerika. Bahkan, lebih dari 50% orang telah mendaftar di Facebook setiap harinya untuk menonton satu video. Lalu, tidak ada alasan bagi pemasar untuk menunda memanfaatkan Social Video untuk kampanye pemasaran mereka.
Sudah saatnya pemasar fokus pada social video (menonton video lewat jaringan sosial). Sama seperti video interaktif, social video menawarkan keterlibatan lebih bagi konsumen. Dan keterlibatan itu akan mendorong konsumen untuk makin dekat ke tingkat pembelian. IDG melaporkan bahwa ada 44% lebih orang yang mungkin akan membeli produk setelah melihat video. Konsumen tidak perlu mengambil waktu dan meminta informasi lebih lanjut ketika mereka telah melihat video pemasaran di newsfeed mereka.
Keuntungan lainnya, video sosial menawarkan analisis yang jauh lebih baik untuk merek dalam memahami target pasar mereka. Pemasar dapat melihat seberapa tinggi klik, berapa banyak orang menyelesaikan panggilan untuk kemudian membeli, informasi demografis, dan lokasi untuk mencari tahu di mana pelanggan berada saat itu, serta bagaimana untuk menargetkan mereka.
#3 Hadirkan Storytelling dalam Virtual Reality Video
Google Cardboard's dengan tarif $ 10 membuat pengalaman virtual reality video semakin mudah untuk setiap orang. Hal itu akan membuat tren virtual reality video makin cepat terjadi. Ya, awalnya konsumen cukup puas dengan mengkonsumsi cerita melalui teks. Namun, seiring dengan perkembangand an dukungan teknologi, bercerita dapat dilakukan lewat video interaktif, untuk kemudian mengarah pada pengalaman lewat virtual reality video.
Perlu diingat, keberhasilan video pemasaran sangat bergantung pada cerita. Untuk itu, pengiklan harus mampu menceritakan kisah-kisah yang memungkinkan konsumen untuk mengalami langsung produk mereka, alias bukan hanya menonton. (www.reelseo.com)
