MIX.co.id - Menyambut Hari Kesehatan Nasional, Sanofi Pasteur Indonesia menghadirkan kampanye #SantapAman. Kampanye ini untuk mensosialisasikan pentingnya mendapatkan vaksinasi guna mencegah penyakit menular melalui makanan atau food borne disease, terutama penyakit tifoid.
Dipaparkan Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia dr. Dhani Arifandi T., “Di Sanofi Pasteur, kami berkomitmen menjadi mitra kesehatan terpercaya yang menyediakan perlindungan kesehatan berkualitas melalui vaksin dan mengedukasi berbagai pihak mengenai pentingnya vaksinasi."
Melalui kampanye #SantapAman, lanjutnya, Sanofi mengajak semua pihak agar senantiasa menjaga higienitas saat menyiapkan makanan, rutin mencuci tangan, dan selangkah lebih maju dengan memberikan perlindungan untuk diri serta keluarga dari risiko penularan penyakit melalui makanan dengan melakukan vaksinasi tifoid agar kita lebih tenang saat menyantap makanan favorit.
Kampanye edukasi ini menjadi penting, karena risiko kontaminasi makanan atau minuman bisa terjadi pada tahap mempersiapkan bahan makanan, proses pengolahan, penyajian, pengemasan, penyimpanan, bahkan pada tahap pengantaran makanan--baik yang disiapkan sendiri, dibeli, maupun melalui pemesanan.
Selain itu, hal yang juga diedukasi pada kampanye ini adalah perubahan pola perilaku dalam pembelanjaan, terutama makanan secara online yang meningkat sebanyak 97%. Lantaran, tidak mudah untuk memastikan bahwa makanan atau minuman yang dikonsumsi terbebas dari kontaminasi kuman penyebab food borne disease seperti demam tifoid.
Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit akut ini memiliki gejala demam yang meningkat secara bertahap tiap hari serta lebih tinggi pada malam hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, serta munculnya ruam. Pada anak-anak, tifoid disertai sering mengalami diare, sedangkan orang dewasa cenderung mengalami konstipasi.
Merujuk data WHO, ada 11 – 20 juta orang dipredikai sakit karena demam tifoid dan mengakibatkan kematian sebanyak 128.000 - 161.000 orang setiap tahunnya di seluruh dunia. Kasus terbanyak demam tifoid terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, demam tifoid termasuk penyakit endemik, karena jumlahnya yang mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Berdasarkan studi yang dilakukan di daerah kumuh di Jakarta, diperkirakan insidensi demam tifoid adalah 148,7 per 100.000 penduduk per tahun pada rentang usia 2 – 4 tahun, 180 3 pada rentang usia 5–15 tahun, dan 51,2 pada usia diatas 16 tahun.
Dituturkan Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI., “Food borne disease seperti demam tifoid dapat dicegah dengan cara menjaga sanitasi dan higienitas pribadi dan menghindari kontak dengan penderita. Mengingat Indonesia masih merupakan negara endemik tifoid, maka vaksinasi merupakan langkah optimal serta efektif untuk mencegah demam tifoid."
Sementara itu, Chef dan pecinta kuliner, William Gozali, yang akrab disapa Willgoz, mengatakan, “Mencoba berbagai kuliner termasuk memasak menu baru yang sedang tren merupakan hal yang menyenangkan. Oleh karena itu, saya memastikan setiap tahapan proses pembuatan makanan atau minuman tetap mengutamakan higienitas. Hal ini selaras dengan Kampanye #SantapAman yang mengingatkan kita pentingnya vaksinasi tifoid agar kita bisa menikmati makanan dengan aman dan terhindar dari risiko penyakit demam tifoid.”