Schneider Electric Dukung Pemerintah Terapkan Smart Water Management

MIX.co.id - Guna mendukung Kementerian PUPR dan PDAM dalam proses transformasinya menuju Smart Water Management, Schneider Electric memutuskan menjadi mitra strategis dalam mengembangkan solusi terintegrasi. Sebagai mitra strategis, Schneider juga berbagi pengetahuan dan pengalaman globalnya yang relevan untuk dapat diterapkan di Indonesia.

Hingga saat ini, Schneider Electric telah ikut terlibat dalam berbagai proyek pengembangan dan revitalisasi sistem pengelolaan air di Indonesia. Di antaranya, di PDAM Surya Sembada Surabaya, proyek SPAM Semarang Barat, Palyja, Traya Tirta, dan Moya Indonesia.

Dijelaskan Hedi Santoso, Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, dalam acara bincang media Schneider Electric bertema “Roadmap Indonesia Menuju Smart Water Management” yang digelar secara virtual pada hari ini (24/8), Schneider Electric menekankan bahwa digitalisasi yang disertai dengan pemanfaatan energi bersih merupakan satu-satunya cara yang dapat menjawab tantangan sektor air minum dalam meningkatkan ketahanan operasional.

“Kontribusi terbesar inefisiensi di sektor air adalah konsumsi listrik dan pemborosan air akibat kebocoran pipa yang tidak terdeteksi. Sekitar empat persen konsumsi listrik secara global berasal dari sektor air. Sekitar 25-35 persen air hilang pada saat operasi pemompaan dan distribusi di dalam pipa, sebelum akhirnya sampai di tempat konsumen. Oleh karena itu, dibutuhkan transparansi dan ketertelusuran aset air di seluruh jaringan operasional dan distribusi yang dapat meningkatkan visibilitas untuk pengambilan keputusan yang tepat berbasis data real-time. Hal ini dimungkinkan dengan pemanfaatan sensor, artificial intelligence, digital-twin, dan analisa prediktif dengan platform terbuka,” paparnya.

Hedi menegaskan, komitmen Schneider Electric terhadap aspek keberlanjutan (sustainability) dibuktikan dengan mengembangkan solusi pengelolaan energi dan otomasi berbasis lingkungan, yakni Arsitektur EcoStruxure™ for Water and Wastewater. Schneider telah menerapkan solusi tersebut di dalam kegiatan operasional perusahaan.

“Arsitektur EcoStruxure™ for Water and Wastewater memungkinkan monitoring data secara real-time dari berbagai aplikasi yang dapat dibagikan dengan berbagai departemen perusahaan. Platform ini juga memungkinkan peningkatan kinerja operasional yang cepat, kontrol kualitas yang lebih ketat, konsumsi energi dan bahan baku yang lebih rendah, pemeliharaan yang lebih baik dan, meningkatkan profitabilitas perusahaan,” paparnya.

Solusi ini juga telah membantu klien Schneider di lebih dari 150 negara agar dapat menghasilkan air berkualitas tinggi, melakukan purifikasi air limbah yang berkelanjutan, dan efisiensi operasional. “Solusi ini telah terbukti dapat mengurangi konsumsi energi hingga 30%, meningkatkan efisiensi operasional pada instalasi pengolahan air dan jaringan distribusi air hingga 25%, dan mengurangi total biaya kepemilikan (TCO) asset hingga 20%,” klaim Hedi.

Ditambahkan Dades Prinandes, ST, MSi, Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, saat ini, hampir sebagian besar kota di Indonesia menghadapi tiga krisis defisiensi, yaitu infrastruktur yang sudah tua dan kinerja yang memburuk, sumber air yang terbatas, serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas. Hal ini yang menyebabkan seringkali pengelolaan operasional difokuskan pada masalah yang paling kritis dan mengabaikan operasional dan pemeliharaan yang dapat berdampak di jangka panjang. Antara lain, kehilangan air yang semakin besar, kehilangan finansial, resiko kesehatan, dan kepuasan konsumen.

“Oleh karena itu, roadmap Smart Grid Water Management yang dicanangkan pada RPJMN 2020-2024 memfokuskan pada tiga aspek, yaitu Integrated Smart Water Management, Integrated Water Resource Management, serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Kami berharap, digitalisasi sektor air minum ini dapat mendukung pencapaian target 100 persen hunian akses air minum layak termasuk 15 persen akses aman pada 2024,” kata Dades.

Nanang Widyatmoko, ST, Manajer Kelola Sistem Informasi dan Aset Properti PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, menegaskan, saat ini, PDAM Surya Sembada telah menerapkan pemanfaatan sejumlah teknologi digital, antara lain manajement aset digital, pelaporan operasional Instalasi Pengelolaan Air Minum (IPAM) dan Rumah Pompa Distribusi (RPD) berbasis digital, serta pelaporan tekanan air berbasis digital.

“Dalam menunjang digitalisasi, PDAM Surya Sembada telah membangun Data Center sebagai pusat penyimpanan data digital serta Service and Operation Command Centre (SOCC) sebagai pusat monitoring dan kontrol kegiatan operasional dan layanan. Melalui pemanfaatan teknologi digital ini, PDAM Surya Sembada dapat meningkatkan Availability dan Reliability IPAM dan RPD lebih dari 99%, Specific Energy Consumption (SEC) dibawah 0,3 kWh/m3, dan tingkat kehilangan air 27% dengan 24% pelanggan bertekanan minimal 0,7 bar,” urai Nanang.

Lebih jauh ia menekankan bahwa PDAM Surya Sembada memiliki target jangka panjang untuk mencapai tingkat kehilangan air 20%, dengan 100% pelanggan bertekanan minimal 0,7 bar dan mengurangi biaya listrik sebesar 30%. “Kami berharap mendapat dukungan dari banyak pihak untuk merealisasikannya, salah satunya dari Schneider Electric,” harap Nanang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)