Semester Pertama 2022, Link Net Cetak Pendapatan Rp 2,11 Triliun

MIX.co.id - Sebagai perusahaan penyedia broadband di Indonesia, Link Net memiliki empat pilar strategi utama. Pilar pertama, senantiasa berkomitmen menjadi penyedia layanan internet, TV berbayar, dan hiburan terkemuka di Indonesia, antara lain dengan memiliki 231 saluran TV. Kedua, melakukan investasi jaringan secara terus menerus. Ketiga, berinvestasi untuk memperkuat layanan, seperti pembaruan jaringan dan sebagainya. Keempat, memiliki kapasitas operasional yang optimal.

Dengan keempat pilar tersebut, diakui Johannes, Corporate Secretary PT Link Net Tbk., per Juli 2022 ini, Link Net telah memiliki lebih dari 3 juta home pass di 27 kota di Indonesia. “Kami juga memiliki lebih dari 2.500 pelanggan enterprise dari sektor finansial, ritel, eCommerce, stasiun TV, hotel, hingga pemerintahan, seperti Bursa Efek Indonesia, BCA, Shopee, Kementerian Perindustrian, McDonald’s, The Ritz-Carlton, dan sebagainya,” ucapnya.

Terkait kinerja keuangan, dipaparkan Johannes, sepanjang semester satu 2022, pendapatan Link Net mencapai Rp 2,11 triliun. Itu artinya, turun 2,1% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, untuk EBITDA, Link Net mencetak Rp 1,06 triliun atau turun 14,7% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan juga terjadi pada laba bersih Link Net yang turun sebesar 70,1% atau menjadi Rp 141 miliar sepanjang semester pertama 2022.

Kendati demikian, per Juni 2022, ARPU (Average Revenue per User) yang berhasil dicetak Link Net mencapai Rp 333.000. Dengan demikian, Link Net masih memimpin di industri broadband. Hal itu juga diperkuat dengan tingkat penetrasi jaringan Link Net yang mencapai 28,1%, dengan bundling rate yang mencapai 96,7%.

Diungkapkan Johannes, di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu dan dibayangi oleh resesi global, Link Net masih mencatatkan kinerja keuangan yang positif. “Secara ringkas, Link Net berhasil mencapai 30 ribu home pass pada Juni 2022. Total tambahan home pass per Juli 2022 mencapai 145 ribu hingga Juli 2022,” ucapnya.

Tidak hanya berfokus pada bisnis, lanjut Johannes, Link Net juga fokus pada ESG (Enviromental Social Governance). “Link Net telah memulai program lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG selama setahun terakhir. Tujuan dari program ini adalah untuk memperkuat praktik bisnis Link Net dengan tujuan menjadi pemimpin dalam ESG di Indonesia,” ucapnya.

Link Net juga melibatkan perusahaan penilai ESG global, EcoVadis, yang melakukan penilaian komprehensif yang mencakup aspek lingkungan, tenaga kerja dan hak asasi manusia, etika, serta pengadaan berkelanjutan. “Pada tahun pertama, Link Net menerima skor 45/100 yang menempatkan Link Net lebih baik dari atau sebaik 45% perusahaan telekomunikasi yang dinilai oleh EcoVadis secara global,” katanya.

Sejak penilaian itu, Link Net telah menggelar berbagai program untuk memperkuat praktik bisnisnya. “Dalam penilaian terbaru yang diterbitkan pada bulan Agustus, skor perusahaan mencapai 64/100, sehingga menempatkan Link Net di 12% teratas perusahaan telekomunikasi yang disaring secara global oleh EcoVadis. Link Net akan terus membangun kesuksesan ini di tahun mendatang guna memastikan bahwa kami menjadi pemimpin unggulan di bidang ESG di Indonesia,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)