SoKlin Antisep Edukasi Para Ibu tentang Menyikapi Pembelajaran Tatap Muka

MIX.co.id - Wings Care melalui merek SoKlin Antisep, kembali menggelar webinar Ruang Keluarga SoKlin Antisep, pada Januari ini (20/1). Kali ini, SoKlin Antisep--yang merupakan detergen + protection (disinfektan) yang 99,99% efektif membunuh virus Corona--mengusung tema “PTM di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?”.

Program webinar ini dihadirkan untuk mengedukasi keluarga Indonesia mengenai tata cata dan syarat pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTM Terbatas), termasuk beragam persiapannya, seperti vaksinasi pada anak serta peran dan sikap orang tua terkait izin pelaksanaan PTM Terbatas 100% yang telah digalakkan oleh pemerintah Indonesia, di tengah ancaman Omicron yang sedang bergejolak.

Sementara itu, SoKlin Antisep senantiasa mendukung para ibu di Indonesia untuk memberikan yang terbaik kepada keluarganya, termasuk urusan pendidikan dan kesehatan anak. Oleh karena itu, merek detergen + protection pertama di Indonesia ini mengajak SoKlin Moms untuk dapat menerapkan gaya hidup yang lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan, tak terkecuali pakaian, terlebih dengan terlaksananya kembali PTM 100%.

Sebab, ibarat kulit kedua, pakaian dan masker lah yang pertama kali terpapar oleh virus, kuman, dan bakteri sebelum menyentuh tubuh kita, sehingga sangatlah penting untuk menjaga kebersihannya.

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd, Direktur Sekolah Dasar, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen Kemendikbud, menerangkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan hak perlindungan kepada peserta didik, agar mereka sehat dan selamat. “Prioritas sehat dan selamat untuk para peserta didik PTM Terbatas 100%, ingat terbatas ya, apalagi di sekolah yang berada pada zona level 3, itu masih harus bergiliran masuk sekolah atau blended learning,” ucapnya.

Lebih jauh Sri menjelaskan bahwa tenaga pengajar tentunya sudah divaksin secara lengkap sembari peserta didik yang secara bertahap sedang dilengkapi vaksinasinya. PTM pun dilakukan dengan disiplin prokes yang ketat, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan proses pembelajaran harus dikawal dengan baik. Proses PTM yang aman pun dapat tercipta dengan peran keluarga selain penerapan prokes yang baik di sekolah dan juga vaksinasi.

“Vaksinasi dan prokes saja tidak cukup, perlu adanya perubahan perilaku yang baik pula. Orang tua harus dapat mengedukasi anak-anak bahwa kita harus menjadi masyarakat yang siap menghadapi tantangan, seperti pandemi ini. Kita harus bisa saling menguatkan dan saling mengingatkan,” sarannya.

Menurut Psikolog Anak Samantha Elsener, M.Psi, tingkat stress anak dan ibu berada di level 56% dan beranjak naik ke level 95% di 6 bulan awal pandemi. Hal tersebut tentunya mempengaruhi kesehatan mental anak, seperti tingkat konsentrasi rendah dan motivasi belajar yang turun selama PJJ berlangsung.

“Dengan PTM, interaksi sosial seharusnya dapat menjadi lebih baik ya, tidak awkward. Dari beberapa kasus yang saya ketahui, terdapat beberapa anak yang memilih PJJ karena adanya tekanan sosial di kehidupan remaja 6-18 tahun, di mana kemampuan bersosialiasi yang menurun karena jarangnya berinteraksi. Untuk kasus anak di bawah 6 tahun, anak-anak cenderung parnoan, menjadi takut. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus bijak dan jangan berlebihan. Hal penting lainnya adalah jangan menakut-nakuti anak,” anjurnya.

Terkait cara mengurangi kekhawatiran ketika anak PTM, Samantha juga membeberkan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para moms, seperti mempersiapkan prokes (protokol kesehatan) yang perlu dibawa anak ke sekolah, membiasakan mendengarkan cerita anak, berkoordinasi dengan pihak sekolah, serta tidak mudah untuk terhasut hoaks/gosip.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)