Memahami cara konsumen merespons pesan pemasaran kini menjadi tantangan besar. Elaboration Likelihood Model (ELM) dapat membantu perusahaan menyesuaikan pesan mereka, meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran di era digital yang kompleks.
.
.
Memahami bagaimana konsumen dipengaruhi oleh pesan kini menjadi tantangan besar bagi perusahaan. Konsumen tidak lagi merespons iklan secara seragam; respons mereka sangat bervariasi berdasarkan minat dan relevansi pesan.
Tingkat keterlibatan konsumen terhadap informasi juga berbeda-beda. Ada yang memproses informasi secara mendalam, ada pula yang hanya memperhatikan secara dangkal, bergantung pada daya tarik visual atau emosional.
Keterlibatan tinggi adalah kondisi di mana konsumen sangat tertarik dan memproses informasi secara mendalam, sedangkan keterlibatan rendah berarti perhatian konsumen terhadap informasi lebih dangkal.
Keberagaman ini semakin rumit dengan munculnya berbagai saluran komunikasi digital, terutama media sosial. Melalui platform ini, opini konsumen dapat menyebar dengan cepat dan memengaruhi citra merek. Ketidakpastian akan efektivitas pesan menuntut perusahaan untuk lebih memahami bagaimana konsumen memproses informasi.
Elaboration Likelihood Model (ELM) menjadi kerangka penting bagi pemasar dalam situasi ini. ELM menjelaskan dua jalur pemrosesan—jalur sentral dan jalur periferal—serta faktor-faktor yang memengaruhinya, seperti kredibilitas sumber dan daya tarik pesan.
Dengan memahami ELM, perusahaan dapat menyesuaikan strategi komunikasi untuk meningkatkan efektivitas kampanye dan memastikan pesan mencapai konsumen dengan cara yang paling sesuai dengan tingkat keterlibatan mereka.
Contoh penerapan Elaboration Likelihood Model (ELM) terlihat pada kampanye produk teknologi. Konsumen dengan keterlibatan tinggi, seperti penggemar teknologi, cenderung memilih jalur sentral, memproses informasi teknis dan detail produk. Studi menunjukkan 73% konsumen teknologi mencari informasi mendalam sebelum membeli (TechRadar, 2022).
Sebaliknya, konsumen dengan keterlibatan rendah lebih dipengaruhi oleh elemen visual dan endorsement. Sebagai contoh, 58% milenial lebih tertarik pada produk yang dipromosikan influencer daripada melihat spesifikasinya (Social Media Today, 2021).
Memahami ini, perusahaan bisa menyesuaikan pendekatan; menyediakan detail bagi konsumen berpengetahuan tinggi dan visual menarik atau influencer bagi yang memiliki keterlibatan rendah.
MIX.co.id - Menjawab pertumbuhan pasar audio speaker yang bertumbuh signifikan, Sharp Indonesia meluncurkan rangkaian produk…
MIX.co.id - ICONNEXT, yang menjadi bagian dari Electricity Connect 2024 yang berlangsung di Jakarta Convention…
MIX.co.id - Setelah sukses digelar di hnom Penh, Kamboja, Misi Perdagangan Inggris-ASEAN (Association of Southeast…
MIX.co.id - Herbalife resmi merilis varian rasa terbarunya, F1 Shake Mix Café Latte, pada hari…
Director & Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison Ritesh Kumar Singh memberikan kata sambutan saat…
MIX.co.id – Era digital berdampak pada munculnya profesi konten kreator yang banyak diminati Gen Z.…