News Trend

Studi “Health on Demand 2023”: Mayoritas Karyawan Indonesia Stres karena Work Pressure, Poor Leadership, dan Toxic Culture

Laporan ini juga mengungkapkan kesulitan yang dihadapi oleh karyawan berpenghasilan rendah atau pekerja paruh waktu di Indonesia, di mana hampir setengah (45%) dari mereka tidak mendapat akses tanggungan kesehatan dari perusahaan tempat mereka bekerja. Dampaknya, 1 dari 5 (20%) karyawan dengan pendapatan di bawah median tidak yakin bahwa mereka mampu membayar biaya perawatan kesehatan yang dibutuhkan.

“Mengingat krisis biaya hidup dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan di Indonesia, maka memberikan edukasi seputar perencanaan finansial yang mendukung pengeluaran perawatan kesehatan kepada generasi pekerja awal, yang juga dikenal sebagai kelompok kerja Gen-Z, perempuan, dan orang tua muda, menjadi penting,” ia menyarankan.

Pemberian manfaat kesejahteraan terkait kesehatan reproduksi juga dinilai penting oleh banyak karyawan di Indonesia. Meski sebanyak 44% karyawan di Indonesia menganggap pemeriksaan pencegahan kanker sangat bermanfaat bagi mereka atau keluarganya, namun hanya 24% karyawan yang mendapat akses untuk merasakan manfaat ini. Selain itu, manfaat kesejahteraan lainnya, seperti suplemen menopause (13%), akses terhadap kontrasepsi (19%), dan suplemen pendukung kesuburan (13%) juga dianggap masih kurang diperhatikan.

“Biaya perawatan kesehatan yang meningkat, harapan karyawan pasca-Covid-19 yang berubah, dan pergeseran demografi di Indonesia saat ini memengaruhi strategi akuisisi dan retensi talenta yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan yang memahami kebutuhan karyawannya dapat menciptakan perubahan inklusif dan berdampak bagi kesejahteraan dan kepuasan tenaga kerja mereka secara keseluruhan. Laporan Health on Demand ini menggarisbawahi peran penting dari adanya manfaat kesejahteraan karyawan yang berarti, dan pentingnya memenuhi kebutuhan dari tenaga kerja yang beragam. Lebih lanjut, mengatasi adanya kesenjangan perlindungan yang dirasakan oleh kelompok rentan yang kurang terlindungi, seperti perempuan, karyawan berpenghasilan rendah, dan pekerja paruh waktu merupakan hal yang krusial untuk dilakukan demi menjamin perkembangan seluruh karyawan dalam karir mereka,” urainya.

Dia juga menganjurkan para perusahaan untuk meninjau kembali strategi manajemen talenta dan pemberian manfaat kesejahteraan guna memastikan kekhawatiran karyawan di tengah situasi krisis yang terus berlanjut dapat diatasi dengan baik.

“Dengan memupuk budaya kepedulian, dan memprioritaskan serta menyediakan manfaat kesejahteraan di lingkungan yang aman dan mendukung, perusahaan dapat mendorong tingkat keterlibatan dan kesuksesan karyawan, serta pertumbuhan organisasi,” pungkas Wulan.

Page: 1 2 3Lihat Semua

Dwi Wulandari

Recent Posts

Pertama di Indonesia, Didimax Luncurkan Program Free Komisi dan Free Swap

MIX.co.id - Didimax resmi merilis Free Komisi dan Free Swap pertama di Indonesia. Free Komisi…

1 day ago

XL Axiata Raih Empat Penghargaan di Stellar Workplace Award 2024

MIX.co.id - XL Axiata berkomitmen untuk menciptakan program inovatif berbasis digital dan membangun keterlibatan karyawan…

2 days ago

Langkah CIMB Niaga Dorong Optimalisasi Transaksi Mata Uang Lokal Antarnegara

MIX.co.id - CIMB Niaga mengajak nasabah, khususnya para pelaku usaha, untuk mengoptimalkan penggunaan mata uang…

2 days ago

Ajinomoto Perkuat Kesejahteraan yang Berkelanjutan melalui AminoScience

MIX.co.id - Permasalahan gizi seperti gizi buruk pada anak dan gangguan kesehatan akibat penyakit metabolik…

2 days ago

Gandeng Perfumer Asal Thailand, HINT Luncurkan HINT Noble Extrait De Parfum

MIX.co.id - Merek parfum lokal, HINT, meluncurkan HINT Noble Extrait De Parfum sebagai bagian dari…

2 days ago

Kasus Cacar Air Melonjak, Dexa Kembangkan Stimuno yang Perkuat Sistem Imun

MIX.co.id - Belakangan ini, wabah penyakit cacar air (Varicella) di Indonesia, khususnya Tangerang Selatan, mengalami…

2 days ago