News Trend

Studi “Health on Demand 2023”: Mayoritas Karyawan Indonesia Stres karena Work Pressure, Poor Leadership, dan Toxic Culture

Selain itu, laporan tersebut juga menunjukkan adanya korelasi positif antara penawaran manfaat kesejahteraan yang lebih banyak dengan tingkat kepuasan karyawan. Hasil studi mengungkapkan bahwa karyawan yang memperoleh sepuluh atau lebih manfaat kesejahteraan, lebih cenderung percaya bahwa perusahaan memperhatikan aspek kesehatan dan kesejahteraan mereka.

“Mereka juga merasa lebih berkembang dalam melakukan peran dan tanggung jawab di tempat kerja dan lebih kecil kemungkinannya untuk meninggalkan perusahaan tersebut. Selain itu, mereka juga lebih yakin bahwa mereka mampu membayar biaya perawatan kesehatan yang dibutuhkan keluarga mereka,” paparnya.

Kendati demikian, hanya 17% karyawan di Indonesia yang mendapatkan lebih dari sepuluh manfaat kesejahteraan, dengan lebih dari separuhnya (56%) hanya menerima hingga empat manfaat kesejahteraan. Meskipun ada 78% karyawan di Indonesia yang merasa bahwa perusahaan memperhatikan aspek kesehatan dan kesejahteraan mereka, hanya 65% dari mereka yang mengatakan bahwa manfaat kesejahteraan yang mereka dapatkan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Oleh karena itu, menurutnya, oara Manajer Risiko dan SDM (Sumber Daya Manusia) perlu meninjau kembali relevansi dan nilai dari manfaat kesejahteraan yang mereka berikan untuk karyawan, dan mencari langkah inovatif dalam membantu karyawan untuk lebih berkembang dan berkinerja dengan baik.

Fakta menarik lainnya dari hasil studi ini adalah sekitar 83% karyawan di Indonesia merupakan pengasuh (caregiver) bagi keluarga atau teman mereka. Untuk itu, manfaat kesejahteraan, seperti pengaturan kerja yang fleksibel, izin cuti, serta manfaat kesejahteraan yang disubsidi adalah yang paling bermanfaat bagi mereka.

Walau demikian, laporan tersebut mengungkapkan adanya kesenjangan perlindungan di antara kelompok pekerja pengasuh di tempat kerja, dengan 28% melaporkan bahwa pengeluaran terkait perawatan medis menjadi penyebab mereka dan keluarganya mengalami kesulitan finansial. Hal ini lebih besar jika dibandingkan dengan mereka yang bukan pengasuh atau non-caregiver (23%).

Hasil temuan lain juga menunjukkan bahwa mayoritas karyawan yang merupakan pengasuh (caregiver) tidak mendapat manfaat kesejahteraan yang seharusnya mereka dapatkan, dengan hanya 16% mendapat manfaat kesejahteraan untuk anak-anak, dan 14% dari mereka mendapat manfaat kesejahteraan untuk orang dewasa. Angka ini lebih rendah dari rata-rata di Asia, yaitu 30% dan 33%.

Page: 1 2 3

Dwi Wulandari

Recent Posts

Empowering SMEs, Evermos “The Best Creating Shared Value Program” Indonesia Corporate Sustainability Initiatives 2024

MIX.co.id - “Empowering SMEs through Inclusive Embedded Financing” merupakan program keberlanjutan yang digelar Evermos untuk…

10 hours ago

BluAcademy, BCA Digital “The Best Cause Promotion Program” Indonesia Corporate Sustainability Initiatives 2024

MIX.co.id - Tahun 2023, BCA Digital secara proaktif dan konsisten menginisiasi kegiatan literasi, edukasi, dan…

12 hours ago

Rayakan Hari Ibu, Prenagen Kampanye #KauBegituSempurna

MIX.co.id – Memperingati Hari Ibu, Kalbe Nutritionals melalui salah satu produknya Prenagen Lactamom meluncurkan kampanye…

15 hours ago

Clinic Start to Change Erha “The Best Circular Economy Program” Indonesia Corporate Sustainability Initiatives 2024

MIX.co.id - Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Erha Clinic meluncurkan program circular economy "Start…

15 hours ago

Dukung SDGs, Smartfren Jalankan Inisiatif Keberlanjutan Berbasis Corporate Value “Panca Garda”

MIX.co.id - Sepanjang 2024, Smartfren telah menggelar rangkaian program corporate social responsibility (CSR) melalui lima…

18 hours ago

BAGAIMANA MENJEMBATANI KESENJANGAN SIKAP PROIDUK HIJAU?

Isu keberlanjutan kini menjadi fokus global, mendorong perusahaan dan masyarakat untuk menemukan cara yang dapat…

19 hours ago