SUN Energy berkomitmen untuk terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan (renewable energy) terutama energi surya di Indonesia. Hal ini dielaborasikan dengan cara membuka peluang kerja sama dengan semua stakeholders, mulai industri, komersial, hingga residensial dan rural area.
Secara geografis, dijelaskan I Made Aditya Suryawidya, Head of Business Solutions SUN Energy, Indonesia berada di garis khatulistiwa sehingga memiliki paparan sinar matahari yang sangat mendukung untuk menggunakan energi surya (solar energy) sebagai renewable energy. Terkait dengan kebijakan pemerintah dalam menerapkan 23% energi baru terbarukan di tahun 2025, pihaknya menyambut baik kebijakan tersebut.
“Sebagaimana perusahaan yang ingin terus bertumbuh dan berkontribusi terhadap target pembangunan Pemerintah, kami sangat menyambut baik adanya target Rancangan Umum Energi Nasional RUEN) yaitu 23% energi terbarukan pada bauran energi di tahun 2025 dan siap untuk mendukung pencapaiannya,” ujarnya dalam webinar dengan media di Jakarta, Jumat (18/12).
Salah satu solution business yang dilakukan perusahaan adalah proyek pengolahan air Danau Batur di Bali untuk menjadi air minum. Proses pengelolaannya menerapkan renewable energy sehingga lebih hemat. “Proyek ini dikerjakan pada Januari 2021,” kata Made. Air danau Batur menjadi air minum setelah melalui proses pengolahan dan dipasarkan dengan harga Rp8 ribu per galon oleh Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global Geopark. Selain itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sematera Selatan untuk rencana pengelolaan Sungai Musi.
Lebih jauh, SUN Energy melalui SUNterra juga gencar mengedukasi penggunaan renewable energy di segmen residential dengan cara menjalin kerja sama dengan pengembang. Salah satunya adalah pengembang Sinar Mas Land.
Disinggung soal peluang energi surya dibanding energi baru terbarukan lain, menurutnya, peluangnya terbuka cukup besar. Dengan biaya teknologi yang semakin terjangkau dan bisa diterapkan di segala lokasi, dari lahan terbuka melalui sistem ground mounted, atap bangunan gedung dengan sistem PV Rooftop hingga ke atap-atap rumah, energi surya sangat menjanjikan untuk dapat berkontribusi besar dalam pencapaian target RUEN.
“Yang jelas potensi matahari yang terus bersinar sepanjang tahun di negara tropis seperti Indonesia wajib untuk dimanfaatkan dan tidak dilewatkan potensinya,” ungkap Made.
Ia menilai, kebijakan pemerintah semakin bersahabat bagi para pengembang energi surya. Melalui Permen Nomor 13 dan Nomor 16 Tahun 2019 mengenai penurunan pengenaan capacity charge dari 40 jam menjadi 5 jam membuat energi surya menjadi salah satu alternatif energi yang cukup efisien. Leih-lebih lagi, dengan digaungkannya Perpres mengenai energi baru terbarukan yang sedang dipersiapkan, sudah cukup membuat ekosistem energi terbarukan bergeliat kembali.
Untuk menggaet customer, pihaknya memberikan benefit berupa dukungan sistem financialno capex, yakni menyediakan 100% upfront capital investment untuk jasa pemasangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Customer bisa menikmati penghematan dari energi listrik yang dihasilkan mulai dari hari pertama dan mulai dari tanpa biaya. ()