Tahun 2018, Industri Furnitur Kembali Bergairah

Tahun 2018 ini, pasar mebel atau furnitur di Indonesia tercatat membaik. Dari target ekspor tahun ini yang diharapkan bertumbuh 9-10% dengan nilai US$ 1,9 miliar, hingga Juni 2018, nilai ekspor yang telah dicapai mampu menyentuh angka US$ 1,3 miliar. Diungkapkan Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur, nilai tersebut dapat dicapai karena ada pameran besar furnitur pada Maret 2018 lalu.

"Di pameran itu, ada 600 peserta pameran yang ikut serta dengan nilai transaksi yang begitu besar," katanya di sela-sela Pameran International Furniture Manufacturing Components Exhibition (IFMAC) 2018 pada hari ini (26/9) di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Oleh karena itu, ia memprediksi, sisa target ekspor tahun ini yang belum tercapai akan terpenuhi jika ada pameran besar yang mampu menciptakan transaksi. Salah satunya, melalui pameran IFMAC 2018 seperti ini.

Ditambahkan Sofianto Widjaja, General Manager PT Wahana Kemalaniaga Makmur selaku penyelenggara pameran, IFMAC 2018 dan Woodworking Machinery (WOODMAC) diikuti lebih dari 300 perusahaan dari 23 negara, dengan area pameran meningkat 25% dibandingkan tahun lalu. Selain diikuti peserta-peserta baru dari Finlandia, Denmark, Latvia, Gabon, dan lainnya, IFMAC dan WOODMAC untuk pertama kalinya menerima partisipasi dari 12 perusahaan di bawah Paviliun Jerman.

"Seiring dengan persaingan ketat yang dihadapi oleh industri furnitur dan kerajinan kayu Indonesia, peningkatan partisipasi perusahaan internasional dan pemain-pemain besar dalam negeri memungkinkan pertukaran pengetahuan dan adopsi teknologi yang lebih baik dan menguntungkan bagi bisnis furnitur yang sedang berkembang di seluruh Indonesia," yakinnya.

Selain pameran diatur sedemikian rupa untuk memperlihatkan kekuatan warisan Indonesia dalam memproduksi mebel dan kerajinan kayu, lanjut Sofianto, pameran IFMAC dan WOODMAC 2018 juga menghadirkan keramahtamahan dan keterbukaan bisnis Indonesia dalam menemukan kemitraan perdagangan yang saling menguntungkan dengan para pemain furnitur internasional.

Menurutnya, selama pameran juga digelar seminar antara lain oleh Furnisoft Pte Ltd (Pytha CadCam) yang akan berbagi mengenai 'PYTHA 3D-CAD Digital Manufacturing: Desain untuk Produksi'. Sementara itu, Cabinet Vision Asia menyampaikan kemampuan mereka dalam 'Mengotomasi Proses Manufaktur dari Proyek Desain ke Manufaktur '. Untuk mempromosikan teknologi berbasis komputer di antara para desainer furnitur dan profesional industri, CAD + TA melakukan penandatanganan kerja sama dengan PIKA dan Universitas Podomoro untuk bersama-sama mengembangkan bakat-bakat muda untuk industri.

"IFMAC dan WOODMAC 2018 juga diperkaya dengan rangkaian program menarik antara lain seminar kerja sama HIMKI dan Top 100 Selected Machinery (peserta pameran dari China) yang bertajuk 'Solusi Teknologi Canggih untuk Memperluas Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia'. Termasuk, seminar dan presentasi teknis lainnya yang disampaikan oleh perusahaan peserta pameran serta asosiasi pendukung lainnya," ucap Sofianto.

Geliat industri furnitur di Tanah Air dirasakan juga oleh penain besar furnitur lokal, Olympic Group. Diakui Au Bintoro, Pendiri Olympic Group, tahun ini industri furnitur di Indonesia terhitung bagus. Jika tahun 2017 lalu pertumbuhan penjualan Olympic Group tercatat stagnan, maka tahun ini Olympic mampu bertumbuh 10-15%.

"Tahun lalu, penjualan kami mampu mencapai Rp 3 triliun. Dan tahun 2018 ini, target kami bisa mencapai Rp 3,3 triliun. Kami optimis target tersebut akan tercapai dengan melihat kinerja penjualan Olympic Group yang bagus hingga September ini. Ini karena penetrasi Olympic sudah menjangkau pelosok, dengan 65 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia," jelas Au Bintoro.

Tekait penetrasi, ia mengakui Olympic Group akan melancarkan penetrasi ke daerah Timur Indonesia. "Setiap tahunnya, rata-rata kami menargetkan akan ada pembukaan pabrik baru 1-2 pabrik," lanjutnya.

Bagaimana dengan pasar ekspor? Dijawab Au Bintoro, kontribusi pasar ekspor di Olympic Group memang masih kecil, yakni hanya 10%. "Namun, pasar ekspor ini akan terus kami kembangkan ke depannya. Untuk pasar ekspor, rata-rata per tahunnya kami targetkan pertumbuhannya bisa mencapai 25%. Negara yang kami sasar untuk pasar ekspor selama ini adalah Australia, Jepang, UK (United Kingdom), Afrika, dan Timur Tengah," ucapnya.

Ia menambahkan, keputusan menggenjot pasar ekspor karena pasar dalam negeri sudah mulai jenuh. "Banyak pemain dari industri kecil yang menawarkan produk furnitur yang kustom atau personalisasi. Dan ke depannya, tren permintaan furnitur kustom makin meningkat. Sementara kami, tidak dapat melakukan hal itu karena Olympic Group memproduksi secara massal," yakin Au Bintoro, yang menyebutkan tahun depan Olympic Group akan menggenjot pasar ekspor di UK.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)