Potensi pasar asuransi di Indonesia tercatat masih tinggi. Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebutkan bahwa jumlah orang Indonesia yang memiliki asuransi baru mencapai 63.3 juta orang. Sementara itu, kesadaran konsumen Indonesia untuk memiliki asuransi mulai meningkat di masa pandemi.
Hal inilah yang membuat PT Asuransi Allianz Life Indonesia tetap optimis dalam menghadapi tantangan di masa pandemi, yang sampai saat ini masih belum berakhir. Dikatakan Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnaen, Allianz akan tetap mengembangkan beberapa produk di tahun 2021 ini.
“Produk baru kami hadirkan karena masih banyak potensi dari jumlah masyarakat Indonesia yang belum memiliki produk asuransi,” ucapnya pada saat konferensi pers yang digelar Allianz secara virtual pada hari ini (9/3).
Berangkat dari tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap produk asuransi unitlink, lanjut Karin, Allianz akan menambah produk unitlink di tahun 2021 ini. Tak hanya itu, produk terbaru unitlink syariah juga berpotensi untuk diluncurkan Allianz pada tahun ini.
Tahun ini, Allianz juga mematok target baru, yakni menyasar segmen komunitas. “Segmen ini dinilai potensial, karena masyarakat Indonesia selalu berkelompok dan berkomunitas,” ujar Karin.
Selain mengembangkan produk baru, diakuinya, strategi lain yang dilancarkan Allianz di masa pandemi adalah dengan melancarkan pemasaran online. Saat ini, Allianz menerapkan digitalisasi dalam berbagai proses bisnis. Antara lain, dengan melakukan pemasaran online, melakukan virtual face to face kepada nasabah, hingga menghadirkan platfrom aplikasi digital untuk nasabah.
Sementara itu, meski kondisi pasar volatil di tengah masa pandemi tercatat menantang, Allianz mampu mencatatkan perkembangan imbal balik investasi yang positif di tahun 2020 dengan total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar Rp 42,70 triliun atau naik sebesar 6,27% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“AUM ini termasuk juga dana kelolaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Allianz. Dana yang dikelola terdiri dari investasi produk unit link sebesar 55%, asuransi jiwa dan kesehatan sebesar 26%, dan DPLK sebesar 19%,” jelas Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia.
Allianz juga secara aktif memilih instrumen investasi yang berkelanjutan baik dari sisi lingkungan, dampak sosial, dan pengelolaan yang baik (Environment, Social & Governance/ESG), sesuai dengan investment guideline yang diterapkan oleh Allianz Group.
“Tujuan kami dalam mengelola asset bukan hanya memberikan imbal hasil yang baik, tetapi juga melakukan investasi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan faktor ESG,” tutur Ni Made.