MIX.co.id – Nestlé berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi limbah plastik. Komitmen tersebut dielaborasikan dengan menciptakan kemasan yang 100% dapat didaur ulang pada tahun 2025 dan mengurangi sepertiga penggunaan plastik murni.
Hal itu disampaikan Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia, kepada media saat menjelaskan strategi bisnis keberlanjutan Nestlé pada Rabu (7/9), di Jakarta.
Selama lebih dari 50 tahun beroperasi di Indonesia, Nestlé sebagai perusahaan makanan dan minuman semakin memperkuat komitmennya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Hal itu diwujudkan melalui berbagai bentuk investasi dan inisiatif, baik dalam peningkatan kapasitas produksi maupun melalui berbagai upaya untuk memastikan adanya praktik keberlanjutan dalam bisnis.
Pada investasi, dijelaskan Sufintri, perusahaan menggelontorkan USD 220 juta untuk pembangunan pabrik baru Bandaraya di Batang, Jawa Tengah, dan perluasan kapasitas di tiga pabrik Nestlé yang telah beroperasi di Karawang, Panjang dan Pasuruan. Pabrik memproduksi Bear Brand, Milo, dan Nescafe.
Pembangunan pabrik baru tersebut membuka 200 kesempatan kerja serta membantu mengembangkan UMKM, khususnya peternakan sapi perah setempat.
Kemudian, pada Juni 2022, perusahaan meresmikan penyelesaian pembangunan Milo Vacuum Band Dryer (VBD) 2. “Melalui perluasan kapasitas ini, diharapkan seluruh produksi Milo dapat dilakukan secara domestik,” ujarnya.
Perusahaan sejak tahun lalu memulai investasi pada praktik pembangunan boiler biomass di pabrik-pabrik yang ada di Indonesia. Termasuk memperkenalkan sistem pangan regeneratif kepada mitra peternak dan petani untuk melindungi dan memulihkan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan komunitas petani.
Perusahaan juga aktif menjalin kerja sama dengan pemerintah setempat untuk membantu para mitra peternak sapi perah di Jawa Timur (Jatim) dalam penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) berupa bantuan sebesar Rp 1,2 miliar.
Nestlé Indonesia telah bermitra dengan peternak sapi perah di Jatim sejak 1975 dengan memberikan pendampingan teknis untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi susu segar serta memastikan keberlanjutan lingkungan. ()