The Rise of Responsible Luxury

Ketika diberlakukan kebijakan pelonggaran, warga China berbondong-bondong mendatangi toko-toko produk barang mewah. Fenomena Revenge Spending? Lipstick Index atau The Rise of Responsible Luxury?

Responsible luxury adalah konsep yang menggabungkan prinsip kemewahan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ini adalah tanggapan atas kekhawatiran yang berkembang atas dampak barang dan jasa mewah terhadap lingkungan, masyarakat, dan praktik bisnis yang etis. Idenya adalah untuk menciptakan produk dan layanan mewah yang tidak hanya berkualitas tinggi dan eksklusif tetapi juga berkelanjutan, etis, dan bertanggung jawab secara sosial.

Kemewahan yang bertanggung jawab melibatkan berbagai inisiatif dan praktik, seperti menggunakan bahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, mengurangi limbah dan emisi karbon, mendukung praktik kerja yang adil, dan berkontribusi pada tujuan sosial. Ini juga melibatkan peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam rantai pasokan, memastikan bahwa pekerja diperlakukan dengan adil, dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Banyak merek mewah menggabungkan praktik yang bertanggung jawab ke dalam model bisnis mereka, mengakui bahwa konsumen menjadi lebih sadar akan keberlanjutan dan pertimbangan etis saat membuat keputusan pembelian. Ini dapat melibatkan kemitraan dengan perusahaan nirlaba atau sosial, berinvestasi dalam sumber energi terbarukan, dan memastikan bahwa semua bagian rantai pasokan memenuhi standar tinggi yang sama.

Konsep kemewahan yang bertanggung jawab tidak hanya sebagai tanggapan terhadap kepedulian terhadap tanggung jawab lingkungan dan sosial, tetapi juga merupakan peluang bagi merek-merek mewah untuk membedakan diri mereka di pasar dan menarik segmen konsumen yang sadar lingkungan dan sosial. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa kemewahan dan tanggung jawab dapat hidup berdampingan, dan bahwa produk dan layanan kelas atas dapat dibuat dengan cara yang etis dan berkelanjutan.

11 April, Hermès membuka kembali toko flagshipnya di Guangzhou dan response pembelanja luar biasa. Dalam sehari itu, omset Hermes mencapai $ 2,7 juta. Apakah itu menggambarkan daya tarik Hermes pada khususnya? Ataukah itu menggambarkan fenomena belanja balas dendam (revenge spending) setelah selama dua bulan terkunci (lockdown)?

Istilah fenomena balas dendam belanja diciptakan untuk menggambarkan permintaan konsumen yang terpendam pada 1980-an setelah kemiskinan dan kekacauan akibat Revolusi Kebudayaan. Istilah itu kemudian dimunculkan kembali di China ketika pandemic virus surut.

Paska pelonggaran warga China berbondong-bondong mendatangi toko-toko barang mewah. Booming belanja merek mewah tidak hanya dialami oleh merek asal Prancis yang terkenal karena tas Kelly dan Birkin itu.

Kamis (16/4/2020) malam, LVMH yang dilanda penurunan 17% dalam penjualan kuartal pertama, menyatakan konsumen China dengan antusias kembali merangkul merek-mereknya, termasuk Louis Vuitton dan Christian Dior. Penjualan di toko-toko LVMH di daratan naik 50% YoY dalam tiga minggu Mei 2020 ini.

Pembuat kosmetik L'Oreal SA juga menunjukkan pemulihan permintaan produk-produk kecantikannya di kawasan itu. Beberapa orang menyebut fenomena ini sebagai fungsi dari apa yang disebut indeks "lipstick."

Indeks tersebut digambarkan sebagai fenomena bahwa ketika masa sulit konsumen cenderung membeli makanan yang lebih kecil daripada barang yang lebih mahal.

Namun, apapun sebutannya, fenomena itu menjadi pertanda baik untuk permintaan dari konsumen China, yang bisa mencapai 44% dari pengeluaran mewah tahun ini.

Namun demikian di balik fenomena balas dendam, indeks lipstick dan sebagainya, meskipun terlalu dini untuk menarik kesimpulan, ada fenomena lain yang menarik. Aksi balas dendam belanja barang mewah tersebut dapat dilihat sebagai aspirasi untuk kemewahan abadi dan menunjukkan komitmen etis konsumen.

Pages: 1 2
Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)