Tiga Strategi Nuanu Capai Lima Juta Wisatawan di 2025

MIX.co.id - Nuanu, kawasan kreatif dan budaya seluas 44 hektar, tengah dibangun di Tabanan, Bali. Mulai dibangun pada Oktober 2020, kawasan tersebut didedikasikan sebagai pusat sekaligus inkubator kreatif, yang mendorong kolaborasi dan eksperimen seni, budaya, bisnis kreatif, hingga kewirausahaan sosial. Nuanu mengusung lima pilar, yakni edukasi, seni dan budaya, alam, health & wellness, living & lifestyle.

Sebagai kawasan kreatif dan budaya berbasis teknologi serta keberlanjutan, Nuanu dapat menjadi salah satu destinasi wisata pilihan. “Target kami, Nuanu dapat berkontribusi pada tingkat kunjungan wisatawan ke Bali. Kami menargetkan, pada 2025 mendatang, ada 5 juta wisatawan yang mengunjungi Nuanu,” ungkap Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City, pada wawancara eksklusif yang digelar hari ini (30/9), di Jakarta.

Sejatinya, target tersebut sejalan dengan misi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang telah menargetkan 14,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2024. Dari total target tersebut, Bali sebagai destinasi wisata favorit, diharapkan mampu menyumbang 50 persen atau separuhnya.

Tidak hanya berkontribusi pada kenaikan jumlah wisatawan, ditegaskan Lev, Nuanu akan menciptakan lapangan kerja baru, mendorong inovasi, dan meningkatkan pariwisata, sekaligus melestarikan warisan budaya Bali. “Sebab, Nuanu secara aktif membangun kolaborasi antara talenta lokal dan talenta global untuk mempromosikan seni dan budaya setempat. Kami memprioritaskan inisiatif yang menguntungkan penduduk setempat dan melestarikan tradisi Bali,” ucapnya.

Sebagai sosok yang dipercaya memimpin Nuanu, Lev bersama tim telah mempersiapkan berbagai strategi guna mencapai target 5 juta wisatawan. Pertama, dengan menjadikan Nuanu sebagai destinasi serta tuan rumah bagi sejumlah festival internasional, baik festival seni, budaya, teknologi, hingga bisnis.

Dia mencontohkan, pada 22-23 Agustus 2024 lalu, Nuanu telah menjadi tuan rumah untuk Coinfest Asia 2024, festival kripto dan Web3 terbesar di Asia. “Acara ini berhasil menarik lebih dari 7.000 partisipan dari berbagai negara,” lanjutnya.

Program lainnya yang juga dihadirkan di Nuanu adalah Festival Suara, pada 26-28 Juli 2024. Festival seni dan budaya yang telah memasuk tahun ketiga itu, juga menjadi program pemberdayaan masyarakat lokal, karena tidak hanya melibatkan musisi internasional, tetapi juga melibatkan seniman setempat dengan mengedepankan kearifan lokal dan budaya Bali. Sepanjang Festival Suara, pengunjung atau wisatawan dapat menikmati pertunjukan seni kelas dunia, program kesehatan, hingga bazar pengrajin lokal. Bahkan, pengunjung juga dapat menjelajahi berbagai instalasi dan karya seni di kawasan Nuanu.

Nuanu juga akan menggelar festival anak-anak terbesar di Bali, Samana Festival, pada 12 Oktober 2024 mendatang. Selanjutnya, tahun depan, 2025, Nuanu akan menghadirkan Eugene Museum, kolaborasi unik dengan seniman Jepang-Amerika, Eugene Kangawa. Didesain oleh arsitek ternama Indonesia, Andra Martin, museum tersebut akan menjadi wadah yang unik bagi para penggemar seni.

“Kami berharap wisatawan yang telah berkunjung ke Nuanu akan kembali mengunjungi Nuanu untuk menikmati event-event yang berbeda. Sementara itu, para seniman atau musisi mancanegara yang telah terlibat, kami harapkan dapat mengamplifikasi Nuanu di negaranya masing-masing,” kata Lev.

Strategi kedua adalah berkolaborasi dengan komunitas. “Untuk setiap komunitas yang diajak kerja sama, tentu saja kami menggunakan komunikasi dan pendekatan yang berbeda sesuai dengan karakter dari masing-masing komunitas. Contohnya, strategi komunikasi untuk proyek beach club akan berbeda dengan proyek museum. Namun, kami tetap memastikan bahwa nilai-nilai yang ada pada seluruh proyek memiliki keselarasan,” papar Lev.

Strategi ketiga, Nuanu mengusung konsep keberlanjutan dalam praktik bisnisnya, yakni dengan mengalokasikan sejumlah profit ke Nuanu Social Fund (NSF), untuk mendorong perubahan sosial dan lingkungan yang positif. Dana tersebut akan digunakan untuk memberdayakan komunitas dan menciptakan dampak kemasyarakatan yang nyata. Sejumlah proyek transformatif yang didukung NSF antara lain pendirian pusat pendidikan di Desa Beraban, Tabanan, untuk memberdayakan anak-anak dengan keterampilan komputer; melestarikan Gambang, alat musik Gamelan berusia 300 tahun, memastikan warisan tersebut berkembang untuk generasi yang akan datang.

Selain memimpin Nuanu Creative City, Lev telah memimpin berbagai startup, termasuk sebagai CEO dan CSO di AppCapital.vc, perusahaan yang mengakuisisi dan mengembangkan aplikasi berbasis langganan dari pengembang independen, dengan fokus pada pasar negara berkembang.

Sementara itu, usaha kewirausahaannya mencakup agensi kreatif, perusahaan SaaS, dan proyek global seperti Claustrophobia, jaringan ruang pelarian terbesar di dunia. Lev juga memimpin pengembangan Incantico yang berfokus pada pendidikan di Italia dan menjabat sebagai CMO untuk perangkat pintar AI di pasar CIS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)