Tim Marketing Unicorn Indonesia Bukalapak

Memasuki tahun ke-8, perusahaan e-commerce Bukalapak mengumumkan posisinya sebagai perusahaan 'Unicorn' Indonesia keempat. Selain menjadi golden moment, posisi tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi Tim Marketing Bukalapak. Apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut?

Dalam waktu delapan tahun, Bukalapak sudah memiliki 2,2 juta pelapak di seluruh Indonesia. Setiap harinya, perusahaan e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky ini melayani sekitar 320 ribuan transaksi. Belum lama ini, Bukalapak juga secara resmi mengukuhkan diri sebagai Unicorn keempat di Indonesia dengan valuasi sebesar Rp14,2 triliun, setelah Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka. Istilah “unicorn” digunakan untuk startup yang memiliki valuasi saham senilai minimal US$ 1 miliar (sekitar Rp 13,1 triliun rupiah).

Tim Marketing Bukalapak. Tim Marketing Bukalapak.

Pencapaian tersebut bukanlah hal yang mudah. Diakui Lembu Wiworo Jati, Associate Vice President Creative Marketing Division Bukalapak bahwa talent atau SDM adalah tantangan terbesar perusahaan. Karena, mereka-lah yang membuat Bukalapak bisa berada pada posisi tersebut. Salah satu tim sukses ini tentu adalah tim Marketing Bukalapak yang jumlahnya sekarang mencapai lebih dari 60 orang.

Sejak Bukalapak resmi berdiri pada 2010, Tim Marketing Bukalapak bukanlah tim 'ramping', melainkan tim 'gemuk' yang terdiri dari 10 divisi, yaitu Brand, PR, Content, Creative, Ticketing, Market Data Insight, SEO (Search Engine Optimation), Digital Acquisition, Media Placement, dan Campaign Promo.

“Ketika bergabung di Bukalapak, khususnya di tim Marketing, saya seperti menemukan agensi yang baru. Semua divisi terkoneksi dengan kreatif. Sehingga semua orang di-challenge untuk memiliki ide-ide baru, baik untuk produk juga kreatif-nya. Untuk itu, sampai saat ini kami juga terus hiring talent-talent baru yang berkompeten setiap harinya,” ujar Lembu pernah berkiprah di agensi kreatif selama 20 tahun.

Galibnya di perusahaan teknologi, sebagian besar tim Marketing Bukalapak juga adalah anak-anak muda yang berasal dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Tantangan di likungan workspace seperti ini, katanya, adalah bagaimana setiap orang mampu berkomunikasi lintas bahasa dan lintas disiplin ilmu. Dengan begitu, diharapkan proses kreativitas itu pun terbentuk.

“Di Bukalapak, diversity berasa banget. Banyak orang baru, banyak juga ide-ide baru. Selain itu, setiap tim juga dituntut untuk memiliki paham yang sama sehingga tahu bagaimana menyampaikan ide dengan baik dan dipahami semua orang. Bahkan tak jarang, forum bertukar ide juga terjadi lintas departemen. Kalau dulu, kita berpikir sepertinya itu tidak mungkin dan mahal, tetapi dengan kecanggihan yang ada sekarang semuanya bisa terjadi. Sehingga muncul-lah inovasi-inovasi,” tutur Lembu.

Dan tahun ini, katanya, tim Marketing Bukalapak dituntut untuk lebih mendorong kreativitasnya sehingga aktivitas bisnis tidak sekadar 'jualan', melainkan juga menemukan cara kreatif lain untuk berkembang. Dalam hal ini, lanjutnya, tim Kreatif didorong untuk bisa lebih men-support dan berkontribusi memenuhi kebutuhan kreatif seluruh departemen. “Visi kami tahun ini, Bukalapak bisa semakin dikenal sebagai perusahaan e-commerce yang mengutamakan kreativitas di setiap strategi-nya dengan cara kami sendiri. Itulah yang membedakan kami dengan perusahaan e-commerce lain.”

Untuk mengasah intuisi kreatif setiap personal Sumber Daya Manusia Bukalapak, perusahaan ini menyediakan beragam fasilitas untuk menyalurkan hobi dan minat karyawannya. Bukalapak juga membuka klub atau komunitas karyawan seperti fotografi, pecinta alam, zumba, bulu tangkis, futsal, dan lainnya.

“Aktivitas di luar pekerjaan penting, terutama supaya karyawan tidak terbebani dan bisa menyalurkan bakat mereka. Kalo dilihat range umur, rata-rata semuanya hampir sama, jadi memang kami kompak banget. Antara satu dengan yang lain bercanda-nya masih nyambung. Jadi setiap hari seperti kerja sambil bermain,” kata Lembu.

Lalu apa target tim Marketing tahun ini? Setiap departemen punya target masing-masing. Intinya, imbuh Lembu, kami ingin lebih high speed, karena perusahaan teknologi umumnya pasti berpacu dengan kecepatan. Dengan memposisikan sebagai perusahaan Unicorn, tentu kami sudah siap untuk 'lompat'. Untuk itu, talent-talent yang ada maupun yang baru dituntut untuk punya etos kerja yang 'lokal'.

“Kami berharap tim Marketing Bukalapak punya energi yang sama. Ini adalah kebanggan kami. Ke depan, mimpi kami adalah Bukalapak menjadi satu ciri local e-commerce yang punya local wisdom atau kearifan lokal yang bisa mempertahankan dan mengangkat UKM-UKM lokal. Selain itu, Pe-eR (pekerjaan rumah-red) besar kami tahun ini adalah memiliki kantor baru supaya seluruh tim bisa terorganisasi dengan baik,” pungkas Lembu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)