MIX.co.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) dan Kementerian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI berkolaborasi menggelar program literasi di sektor pendidikan, “Matching Fund”. Program ini membidik akademisi, mahasiswa, guru, dan siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang ada di Indonesia.
Kegiatan yang digelar secara offline di desa adat Tandeg Kecamatan Kuta Utara, Badung, pada November 2022 lalu itu dihadiri oleh 350 peserta offline dan 30 peserta online.
ProgramLiterasi Digital sektor pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah orang yang terliterasi dari tahun ke tahun, sehingga dapat mengurangi penyebaran hoaks, berkurangnya kerugian masyarakat akibat penipuan dalam transaksi daring, terhindarnya dari pencurian data pribadi, dan hilangnya budaya tidak produktif dan memicu permusuhan antar masyarakat.
Kegiatan Literasi Digital di sektor pemerintahan merupakan salah satu inisiasi Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo, tepatnya Tim Literasi Digital sektor Pendidikan, menargetkan 250.000 orang yang terpapar literasi digital.
Dalam mencapai target tersebut, Kementerian Kominfo tidak bisa bergerak sendiri, alias butuh peran serta berbagai pihak atau kolaborasi. Salah satu upaya kolaborasi antara lain dengan mengikuti program Matching Fund melalui platform Kedaireka.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, yang diwakili oleh Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Bambang Tri Santoso, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kolaborasi Literasi Digital bagi masyarakat.
“Kemenkominfo bekerja sama dengan Universitas Bali Internasional dan Relawan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) meningkatkan literasi digital masyarakat. Sudah ada 12 desa adat yang telah diliterasi oleh Universitas Bali Internasional dan relawan TIK dengan meliterasi masyarakat lewat empat pilar literasi digital, yaitu kecakapan digital, kemaman digital, budaya digital, dan etika digital,” urainya.
Sementara itu, Dokter I Gusti Ngurah Mayun, Sp.HK selaku Wakil Rektor 1 Universitas Bali Internasional, menambahkan, “Dengan perkembangan internet, pelaku kegiatan usaha dituntut lebih cakap dalam menggunakan ruang digital. Oleh karena itu, kita harus cakap dalam menggunakan internet, termasuk untuk para pelaku usaha Industri 4.0 ini,” ujarnya.
I Gede Putu Krisna Juliharta selaku Ketua Relawan TIK Provinsi Bali turut memaparkan materi mengenai Trend Pemanfaatan Teknologi dalam Kegiatan Usaha di Bali pada Era Transformasi Digital. Krisna menyampaikan jenis-jenis transaksi digital, risiko transaksi digital, serta tips dan trik transaksi digital yang mudah dan aman.
Kolaborasi antara Kemenkominfo dan Kemendikbudristek merupakan bagian dari rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi dan diluncurkan oleh Kemenkominfo pada 20 Mei 2021. Program ini dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia dengan target 50 juta orang memperoleh literasi tentang teknologi digital pada tahun 2024 mendatang.