Transasia Minerals Ltd Siap Kembangkan Pengolahan Nikel di Morowali

MIX.co.id – Transasia Minerals Ltd, perusahaan pertambangan internasional yang berkantor pusat di Jakarta, mengumumkan rencananya untuk melanjutkan pengembangan fasilitas pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.

Fasilitas pengolahan nikel di Morowali itu ditargetkan selesai pembangunannya pada tahun 2024, menyusul putusan Mahkamah Agung RI No 122/PK/TUN/2021 pada 10 November 2021 untuk mengembalikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bijih nikel Artha Bumi Mining Group.

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Artha Bumi Mining Group dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia dan masyarakat sekitar,” kata Pavel Erokhin, CFO Transasia Minerals Ltd, dalam rilis yang diterima redaksi pada Rabu (19/1), di Jakarta.

Investasi proyek diperkirakan mencapai USD 2 miliar, dan berfokus pada produksi feronikel dan nikel sulfat tingkat baterai EV, bahan baku untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

Ia menjelaskan, Memorandum of Understanding (MOU) proyek ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 di Sochi, Rusia, dalam pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia V Putin di sela-sela KTT ASEAN-RUSSIA.

“Investasi dalam proyek ini merupakan bukti komitmen kami untuk menempatkan industri nikel ke dalam platform global dan menjadikan bangsa Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat,” imbuh Pavel.

Sementara Maman Khairussalam, juru bicara Artha Bumi Mining Group, turut menyampakan perasaan senang dapat melanjutkan pembangunan fasilitas dan berharap mendapat dukungan dari TransAsia Minerals.

“Manfaat fasilitas pengolahan nikel tidak hanya akan meningkatkan lapangan kerja di Morowali, tetapi juga semakin memantapkan Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat,” tutur Maman.

Penelitian dari Fitch Solutions menunjukkan peluang pertumbuhan yang luar biasa untuk produksi nikel secara global, dengan perkiraan tingkat pertumbuhan 4 persen tahun-ke-tahun dari tahun 2021 hingga 2030.

Indonesia diperkirakan akan memimpin pertumbuhan ini, dengan produksi 1,13 juta ton nikel pada tahun 2025, dan tumbuh menjadi 1,29 juta ton pada tahun 2030, dengan lokasi produksi utama di Sulawesi dan Maluku. ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)