Dalam beberapa tahun terakhir, PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus melakukan transformasi terhadap pelayanannya. Tepatnya sejak tahun 2009, KAI senantiasan berupaya meningkatkan mutu dan pelayanan bagi pengguna jasa angkutan kereta api. Adapun yang telah dilakukan KAI adalah memodernisasi sistem pertiketan, membuat aplikasi KAI Access, melakukan peremajaan sarana, memperbaiki prasarana dan fasilitas pelayanan di seluruh stasiun, membentuk layanan Contact Center 121, dan lainnya.
Tak cukup sampai di situ, KAI juga melakukan beberapa inovasi sebagai upaya memberikan layanan terbaik bagi konsumen, seperti membuat Rail Clinic, e-boarding pass, vending machine tiket, transaksi cashless untuk pembelian tiket, pembenahan konektivitas antarmoda di stasiun, serta pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di stasiun-stasiun melalui sinergi BUMN.
Diakui Mukti Jauhari, Corporate Deputy Director Passanger Transport Marketing & Sales, pertiketan adalah saah satu problem utama yang selalu dihadapi KAI setiap tahunnya, terutama untuk kereta api jarak jauh. Untuk itu, KAI selalu memperbaiki layanan dengan menambah channel penjualan tiket. Selain di loket stasiun, saat ini ada dua channel yang menjadi andalan KAI dalam menjual tiket, yaitu Traveloka dan aplikasi mobile KAI Access.
Menurut Mukti, Traveloka adalah kontributor terbesar terhadap penjualan tiket kereta api. Itu sebabnya, Januari 2017 lalu KAI dan Traveloka meresmikan kerja sama dalam hal layanan pemesanan tiket kereta api. Sehingga kini, pelanggan bisa secara resmi memesan tiket kereta api dan bertransaksi melalui Traveloka, dengan rute yang mencakup berbagai kota di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Layanan pemesanan tiket kereta api tersebut antara lain melalui aplikasi mobile Traveloka App, baik smartphone berbasis Android maupun iOS, dan situs mobile Traveloka.
Sebagai partner resmi KAI, pelanggan dapat memesan semua kelas dan subkelas yang tersedia di Traveloka. Termasuk memilih jadwal dan kursi sejak H-90 hari hingga 6 jam sebelum tanggal keberangkatan untuk kereta api jarak jauh dan menengah. "Menurut data KAI, Traveloka menyumbang 10% dari total transaksi tiket per hari-nya. “Ini adalah kontribusi tertinggi di antara semua mitra ticketing kami,” ungkap Mukti.
Untuk menggenjot penjualan tiket, KAI berinovasi dengan menghadirkan aplikasi mobile KAI Access. Aplikasi ini sudah diluncurkan sejak dua tahun lalu dan sampai sekarang sudah ada lebih dari 1 juta user yang aktif menggunakan aplikasi tersebut. Dijelaskan Mukti, selain menghadirkan layanan pemesanan tiket secara online, KAI juga menawarkan added value bagi pelanggan yang memesan tiket kereta melalui KAI Access. Salah satunya adalah adanya fasilitas yang tidak dimiliki pada chanel lain, yakni E-boarding pass.
“E-boarding pass merupakan boarding pass elektronik yang secara eksklusif diterbitkan melalui aplikasi KAI Access versi terbaru. Dengan adanya e-boarding pass, para pengguna kereta cukup menunjukkan e-boarding pass pada layar smartphone mereka kepada petugas boarding, tanpa harus mencetak di mesin cetak boarding pass CIC (Check In Counter). Selain itu, KAI Access ini juga dilengkapi dengan menu ‘Meals’ untuk fitur layanan pesan preorder menu makanan dari restorasi kereta api. Ke depan, kami berencana akan melengkapinya lagi dengan e-Moda, yaitu fitur layanan tambahan pre-order jasa antar ke stasiun, maupun jemput di stasiun menggunakan moda transportasi lainnya. Juga Porter, yaitu fitur layanan tambahan pre-order untuk jasa angkut barang/bagasi oleh petugas porter stasiun,” pungkas Mukti.