TREN E-COMMERCE INDONESIA: PERUBAHAN POLA BELANJA DAN DOMINASI DIGITAL

Industri e-commerce di Indonesia terus berkembang pesat di 2024, didorong oleh tren seperti live shopping, pembayaran digital, dan perubahan perilaku konsumen. Dengan persaingan ketat antar platform, bisnis harus beradaptasi agar tetap relevan dan menarik lebih banyak pelanggan.

.

.

Industri e-commerce di Indonesia terus berkembang dengan pesat, mengikuti perubahan kebiasaan belanja konsumen dan kemajuan teknologi digital. Laporan terbaru Jakpat Special Report – Semester 2 Tahun 2024 mengungkap tren utama yang mengubah cara masyarakat berbelanja online. Dari meningkatnya popularitas live shopping hingga pergeseran preferensi metode pembayaran, e-commerce semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Belanja online kini bukan sekadar transaksi, tetapi juga pengalaman yang melibatkan eksplorasi dan perbandingan harga sebelum pembelian. Sebanyak 90% konsumen Indonesia terbiasa menjelajahi e-commerce hanya untuk melihat-lihat produk sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli.

Kebiasaan ini tidak hanya terjadi di marketplace seperti Shopee dan Tokopedia, tetapi juga di media sosial serta situs resmi brand. Waktu puncak belanja terjadi antara pukul 18.00 hingga 21.00, saat orang-orang bersantai setelah aktivitas harian. Di sisi lain, layanan quick-commerce lebih sering digunakan pada jam 09.00 hingga 18.00, mencerminkan pola belanja spontan untuk kebutuhan harian.

Tren pembayaran juga mengalami perubahan signifikan. E-wallet menjadi metode pembayaran paling populer, diikuti oleh mobile banking dan layanan paylater. Generasi Z lebih banyak menggunakan Cash on Delivery (COD) dibandingkan generasi lainnya, menandakan bahwa fleksibilitas pembayaran masih menjadi faktor utama dalam keputusan berbelanja.

Rata-rata pengeluaran bulanan konsumen untuk e-commerce pada semester kedua tahun 2024 mencapai Rp463.439, mengalami peningkatan sebesar 8% dibandingkan periode sebelumnya. Sementara itu, pengguna quick-commerce menghabiskan sekitar Rp295.149 per bulan, dengan pertumbuhan signifikan sebesar 30% dibandingkan tahun lalu.

Salah satu tren yang paling menarik perhatian adalah fenomena live shopping. Sebanyak 87% pengguna e-commerce telah mencoba belanja melalui siaran langsung, tertarik oleh diskon eksklusif serta pengalaman interaktif yang lebih personal. TikTok Shop menjadi platform terpopuler untuk live shopping, diikuti oleh Shopee Live dan LazLive. Model pemasaran ini juga berkembang pesat seiring dengan semakin luasnya penggunaan affiliate marketing, di mana konsumen membeli produk melalui tautan yang dibagikan oleh influencer atau kreator konten. Lebih banyak pria dibandingkan wanita yang berbelanja melalui tautan afiliasi, menandakan bahwa pendekatan pemasaran berbasis komunitas semakin efektif dalam menarik pembeli.

Dalam peta persaingan e-commerce, Shopee masih menjadi platform dengan jumlah pengguna terbanyak, diikuti oleh Tokopedia dan Lazada. Namun, pertumbuhan terbesar dalam jumlah pengguna pada tahun 2024 justru terjadi di TikTok Shop, yang semakin diminati berkat fitur live shopping dan pendekatan berbasis konten kreatif. Sementara itu, dalam kategori quick-commerce, platform seperti GrabMart dan GoMart mengalami lonjakan pengguna, menegaskan bahwa layanan pengiriman cepat semakin menjadi pilihan bagi masyarakat urban yang menginginkan kenyamanan dan kecepatan dalam berbelanja.

Perubahan besar dalam pola belanja ini menuntut pelaku bisnis e-commerce untuk terus berinovasi dan menyesuaikan strategi mereka. Integrasi omnichannel menjadi semakin penting, karena konsumen kini menggunakan berbagai platform sebelum akhirnya melakukan pembelian. Strategi yang menggabungkan e-commerce, media sosial, dan toko offline dapat menciptakan pengalaman belanja yang lebih mulus dan menarik bagi pelanggan. Selain itu, konten interaktif dalam live shopping harus dioptimalkan, dengan pendekatan yang lebih engaging agar dapat mendorong konversi lebih tinggi. Metode pembayaran yang beragam, mulai dari e-wallet, paylater, hingga COD, juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan.

Laporan ini berdasarkan penelitian dari Jakpat Special Report – 2nd Semester 2024, yang melibatkan 2.474 responden dari berbagai wilayah di Indonesia. Survei dilakukan antara 29 November hingga 9 Desember 2024, dengan sampel yang diproporsikan sesuai populasi pengguna internet di Indonesia serta margin of error sebesar 5%. Studi ini bertujuan untuk memahami kebiasaan belanja online masyarakat, tren penggunaan metode pembayaran, serta efektivitas strategi pemasaran digital seperti live shopping dan affiliate marketing.

Daftar Pustaka
Jakpat. (2024). Indonesia E-Commerce Trends – 2nd Semester of 2024: Jakpat Special Report. Jakpat. Retrieved from https://insight.jakpat.net.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)