Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap wisata atau rekreasi (leisure) menunjukkan peningkatan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi leisure pada kuartal II- 2017 tumbuh 6,25% atau lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,5%. Sementara konsumsi non-leisure yang mencakup pangan, sandang, dan papan hanya tumbuh 4,75% atau melambat bila dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5%
Peluang ini ditangkap oleh RedDoorz, platform pemesanan online hotel budget, dengan rencana ekspansi ke sejumlah kota di Indonesia. Tercatat sembilan kota yang dibidik, yakni Aceh, Balikpapan, Batam, Lombok, Makassar, Manado, Medan, Palembang dan Solo. Sebelumnya, Reddoorz memiliki operasional di 10 kota di Indonesia sejak 2015 lalu.
Amit Saberwal, Founder & CEO RedDoorz, menjelaskan Indonesia menjadi titik awal yang penting bagi RedDoorz. “Dengan menekankan pada program pelatihan keahlian bagi mitra kami (hotel budget kelas menengah, properti independen, dan penginapan), RedDoorz telah menggapai lebih dari 130 juta konsumen yang sadar teknologi dari total 250 juta penduduk Indonesia. Upaya ini telah menghasilkan sebuah model yang berkelanjutan bagi hotel untuk memastikan okupansi,” papar Amit, seperti dilansir dari rilis, Selasa (9/1).
Pada kesempatan itu, pihaknya mengumumkan penunjukan anggota dewan direksi dan dewan penasihat – yakni Bhanu Chopra sebagai Direktur Independen dan Philip Wolf sebagai Penasihat Dewan. Keduanya direkrut untuk membantu membentuk strategi ekspansi dari kota ke kota, sejalan dengan perluasan operasional RedDoorz di Indonesia, sekaligus untuk mengaplikasikan strategi tersebut ke negara-negara lain di Asia Tenggara ke depannya.
Saat ini RedDoorz menyediakan lebih dari 3.000 kamar, yang semuanya tersedia di dalam platform RedDoorz, dengan lebih dari 65% pemesanan ulang secara online dari tamu. ()
